Oda Kecewa dengan Live Action One Piece, Ini Alasan sang Mangaka Tak Puas

10 September 2023, 20:06 WIB
Mangaka One Piece, Oda Sensei memakaikan topi jerami ke pemeran Luffy, Inaki Godoy. /Tangkapan Layar YouTube/Netflix/

PATRIOT BEKASI - One Piece live action dari Netflix tidak diragukan lagi tela menuai kesuksesan besar, dan menjadi adaptasi live action paling sukses dalam sejarah.

Didasarkan manga One Piece karya Eiichiro Oda, live action ini membutuhkan waktu tujuh tahun untuk diselesaikan.

Akan tetapi, waktu yang lama terbayar sudah lantaran begitu tayang perdana di platform streaming Netflix, One Piece live action menjadi serial teratas di 84 negara, memecahkan rekor Stranger Things dan Wednesday sebelumnya.

Sebenarnya, selama ini Oda Sensei enggan mengizinkan adanya adaptasi livea action dari karyanya itu.

Baca Juga: Tayang 26 September Mendatang, The Devils Plan Netflix Siap Cari Idol dengan Otak Cerdas

Namun, akhirnya dia mengalah, mengingat kini teknologi makin modern dan dirasa mampu menciptakan kembali dunia fenomenal yang dia bayangkan.

Oda sendiri adalah direktur eksekutif serial ini dan tidak mengabaikan setiap detail kecil. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa mangaka One Piece adalah alasan utama dibalik kesuksesan live action ini.

Akan tetapi, kini serial tersebut sudah menjadi populer, Oda membahas perubahan yang mengecewakan dalam serial live action One Piece.

Oda disampaikan percaya bahwa live action One Piece sangat menyimpang dari plot yang telah dibangunnya.

Baca Juga: One Piece Live Action Season 2: Kekuatan Crocodile Mirip Sandman Marvel, Oda Wajib Pakai CGI di Musim Kedua

Drama Netflix harus dengan setia mereproduksi elemen-elemen seperti apa yang menarik dari karakter dan keseimbangan kekuatan di antara mereka. Adaptasi live action yang bagus tidak perlu mengubah jalan cerita secara dramatis dari manga.

Akun Sandman di Twitter menerjemahkan wawancara Oda, sang mangaka mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap perubahan jalan cerita.

Penggemar anime pasti setuju dengan pernyataan Oda karena Netflix memang memasukkan banyak perubahan yang dianggap berlebihan.

Meskipun memang versi Netflix merupakan adaptasi yang bagus, tetapi dikatakan masih sangat kurang dibandingkan dengan sumber aslinya.

Tentu saja, tidak ada cerita yang sempurna, jadi adaptasi apa pun akan sedikit menyimpang dari manganya. Itu juga berlaku untuk animenya, bukan hanya live action.

Netflix telah mengambil pendekatan berbeda terhadap narasi serial ini, dan mereka melakukan pekerjaan luar biasa dengan menyederhanakan plot untuk membantu pemirsa baru memahami cerita dengan lebih baik.

Namun, sebagian besar perubahan hanya dimasukkan secara paksa dan tidak ada gunanya dalam plot keseluruhan. Misalnya, Merry menjadi penasihat keuangan Kaya, bukan kepala pelayan, lalu dia mati di tangan Kuro yang mana dianggap tidak masuk akal bagi penggemar manga dan anime.

Begitu pula dengan interaksi Nami dengan penduduk desa yang di anime terlihat memilukan di plot aslinya. Penduduk desa mengetahui pengorbanannya tapi terpaksa berpura-pura sebaliknya.

Namun, dalam live action penduduk desa percaya bahwa Nami adalah orang yang serakah. Seluruh adegan di mana dia memaksa mereka mengeluarkan semua uangnya terlalu canggung.

Masa depan live action One Piece terlihat suram karena masih belum ada konfirmasi mengenai sekuelnya. Naskahnya sudah siap, pemerannya sudah ada, dan produser juga mengisyaratkan musim baru akan keluar dalam 12-18 bulan.

Akan tetapi, tidak ada yang bisa dipastikan kecuali Netflix secara resmi memperbarui live action One Piece untuk Season 2.***

Editor: M Hafni Ali

Tags

Terkini

Terpopuler