Jokowi Butuh Kritik yang Keras dan Pedas, Iwan Fals: Ini Barangkali yang Disebut 'Nabi' Bebenah Diri

- 11 Februari 2021, 16:52 WIB
Iwan Fals komentari keinginan Jokowi yang ingin dikritik secara keras dan pedas.
Iwan Fals komentari keinginan Jokowi yang ingin dikritik secara keras dan pedas. /Instagram.com/@iwanfals

PR BEKASI - Penyanyi senior Iwan Fals menyoroti kabar yang menyebut bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah membutuhkan kritik yang keras dan pedas untuk kemajuan pemerintah.

Hal itu disampaikan Iwan Fals setelah sebelumnya dia menyampaikan ketakutannya untuk menyampaikan kritik lantaran banyaknya buzzer di era digital saat ini.

"Tuh Jokowi butuh dikritik noh, yg keras dan pedas, karetnya dua," kata Iwan Fals, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @iwanfals, Kamis, 11 Februari 2021.

Baca Juga: Innalillahi, Armand Maulana Sampaikan Kabar Duka: Semoga Almarhumah Husnul Khotimah dan Ditempatkan di Surga

Iwan Fals lantas menuliskan sebuah pantun untuk presiden, dan mempertanyakan kiranya seperti apa kritik yang keras dan pedas yang diinginkan pemerintah.

"Eh gini deh, sebenernya ini tugas DPR, tapi karena presiden yang minta ya okelah. Tai kambing bulat-bulat, bisa diolah menjadi obat, bisa disulap menjadi jimat. Kalau gak dijawab entar kualat, cakeeep...Begini, hmm kritik yang pedas dan keras itu yang kayak apee, eeleeh elleehh...," tutur Iwan Fals.

Lebih lanjut, Iwan Fals menuturkan bahwa saat ini merupakan zaman yang sulit untuk menyampaikan kritik.

Baca Juga: Rayakan Anniversary ke-40 Tahun Tanpa Istri, Indro Warkop: Kangen Banget, Peluk Sebentar di Mimpi dong Thy

"Dan kini mungkin zaman yang sulit untuk kritik, karena di luar terlalu banyak kritik, terpaksa mencari ke dalam atau lebih tepatnya secara naluri mau gak mau ke dalam, dan ternyata di dalam kritiknya gak kalah banyak, bahkan sampe kblebekan, ini barangkali yang disebut 'nabi' bebenah diri," tutur Iwan Fals.

Sebelumnya, Jokowi meminta masyarakat untuk lebih aktif dalam menyampaikan kritik terhadap kinerja pemerintah, untuk membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik.

Hal itu disampaikan Jokowi saat berpidato di acara Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020, Senin, 8 Februari 2021.

Baca Juga: Kaget dan Prihatin Mantan Istrinya Terjerat Kasus Narkoba, Andika Mahesa: Setahu Saya, Caca Baik

"Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik, masukan, atau potensi maladministrasi, dan para penyelenggara pelayanan publik harus terus meningkatkan upaya perbaikan-perbaikan," kata Jokowi.

Hal serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Kabinet, Pramono Anung saat mengucapkan selamat atas peringatan Hari Pers Nasional yang jatuh pada Selasa, 9 Februari 2021.

Pramono Anung mengatakan, keberadaan pers ibarat jamu yang selalu berusaha menguatkan pemerintah.

Baca Juga: Hubungi Indro Warkop Soal Perkara Ridwan Remin, Ruben Onsu Singgung Kode Etik Komedian

Oleh karena itu, Pramono Anung menegaskan bahwa kebebasan pers adalah sesuatu yang wajib dijaga.

"Bagi pemerintah, kebebasan pers adalah sesuatu yang wajib dijaga, dan bagi pemerintah kebebasan pers, kritik, saran masukan itu seperti jamu, menguatkan pemerintah," kata Pramono Anung.

Pramono Anung juga mengatakan, sebagai negara demokrasi, kebebasan pers merupakan tiang utama untuk menjaga demokrasi tetap berlangsung.

Baca Juga: Diisukan Bakal Maju Pilpres 2024, Susi Pudjiastuti: Gua Terlalu Kontroversial untuk Negeri yang Hebat

Oleh karena itu, menurutnya, saat ini pemerintah sangat membutuhkan kritik terbuka yang pedas dan juga keras.

"Kami memerlukan kritik yang terbuka, kritik yang pedas, kritik yang keras. Karena dengan kritik itulah pemerintah akan membangun lebih terarah dan lebih benar," kata Pramono Anung.***

Editor: Rika Fitrisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah