“Sekolah,” jawab anak itu sambil berpikir.
“D-nya?” tanyanya kembali.
“Dihapus,” jawab anak itu polos.
Baca Juga: Nadiem Temui Megawati Usai Tokoh-tokoh Komunis Muncul di Kamus Sejarah, Warganet: Dijamin Lolos dari Reshuffle
Sementara anak lainnya menjawab kepanjangan dari SD dengan jawaban yang tak kalah nyeleneh, yakni Sekolah Duduk.
Jawaban-jawaban polos para anak SD tersebut pun telah membuat warganet di Twitter tark ragu memberi komentar.
Berikut beberapa komentar warganet:
Baca Juga: Mengenal Sosok RA Kartini, Mulai dari Kisah Hidup, Surat-surat hingga Akhir Hayatnya
“SD: S-nya Sekolah, D-nya Bandung,” tulis @Aldisuryaa.
“Di satu sisi lucu, di satu sisi miris amat ya anak kecil jaman sekarang,” tulis @oceeen.
“Tolong banget ini gimana ceritanya anak jaman sekarang singkatan dari SD jadi Sekolah dihapus,” tulis @Anandawtp.
Selain itu, ada juga warganet yang berspekulasi bahwa jawaban anak-anak tersebut disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Pasalnya, menurut mereka, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilakukan secara daring dinilai kurang efektif.
“Entah benar atau setinggan, siswa SD yang ditanya singkatan dari SD dan dia menjawab Sekolah Dihapus menurutku miris. Jika itu benar adanya, ini masalah serius Pendidikan,” tulis @andi m@andimahfu_ri.
“Di masa pandemic memang Pendidikan bisa berjalan jarak jauh, tapi apakah suplai ketersediaan literasi sudah tercukupi,” sambungnya.
Baca Juga: Peringati Hari Kartini, Sri Mulyani Bagikan Isi Surat Perjuangan RA Kartini untuk Emansipasi Wanita Indonesia
“Baru setahun pandemic anak-anak sekolah udah tau aja kalo sekarang sekolah dihapus,” tulis pengguna Twitter lain.
Diketahui, PJJ dinilai menjadi solusi ampuh untuk menjembatani proses pembelajaran yang sempat terganggu selama pandemi Covid-19.
Selain itu, selama prosesnya pemerintah telah membuat tayangan khusus untuk membantu siswa belajar lewat siaran pendidikan di TVRI hingga memberikan subsidi kuota bagi siswa dan para guru.***