Pasalnya, Fedi Nuril menilai, apa yang terjadi di Palestina adalah masalah kemanusiaan, dan tidak ada ideologi di dunia yang membenarkan pembunuhan terhadap sesama manusia.
"Ini masalah kemanusiaan. Gue yakin tidak ada satu pun ideologi di dunia yang membenarkan pembunuhan dan kekerasan terhadap manusia lain. Tidak peduli agama dan keyakinan kalian, bagaimana mungkin membunuh anak-anak dianggap 'biasa saja'," tutur Fedi Nuril.
Fedi Nuril lantas menjelaskan sejarah singkat tentang Israel dan Palestina, yang berujung pada apa yang terjadi saat ini.
Fedi Nuril menjelaskan bahwa Israel resmi berdiri pada 1948. Sehingga masyarakat Arab (Mesir, Yordania, Irak, Suriah, dan Lebanon) merespons pendirian Israel dengan mengamankan wilayah selatan dan timur Palestina, yang berdasarkan resolusi PBB tidak diberikan pada Israel.
"Perang Arab-Israel pun tidak terelakkan dan mengakibatkan lebih dari 700.000 rakyat Arab-Palestina terusir paksa dari rumah mereka dan harus mengungsi," kata Fedi Nuril.
Setelah itu, gencatan senjata antara Arab dan Israel terjadi pada 1949 dan menyepakati garis batas "The Green Line" yang membagi wilayah Yerusalem Timur dan Yerusalem Barat.
"Namun, garis ini pun dilanggar oleh Israel. Semenjak itu, perang dan gencatan senjata antara negara Arab dan Israel terjadi berulang kali. Korban jiwa terus berjatuhan," kata Fedi Nuril.