"Bagaimana menurut Anda? Jika, bicara baik-baik sudah, diskusi sudah, debat sudah, bicara dalil sudah, bicara qoul ulama sudah, meminta nasihat kepada ulama sudah, meminta ulama untuk menasihati sudah, meminta bantuan orang yang dihormati sudah, menyiapkan pengacara sudah, dan berbagai hal lainnya," tuturnya.
Muhammad Ghaza pun menuturkan bahwa sebagai seorang anak, dirinya tidak bisa diam begitu saja, ketika melihat sang ibu terus menerus disakiti oleh sang ayah.
"Anda pikir saya layak diam, ketika ibu saya diperlakukan demikian? Lalu saya membiarkan ayah saya begitu saja?," kata Muhammad Ghaza.
"Anda tahu apa hasilnya? Saya dicap sombong dan durhaka. Ibu Saya semakin dibully, dibilang gak punya iman lah, gak bisa ngurus anak lah, dan masih banyak lagi. Dan bagi ulama yang menasihati dianggap sombong, tidak mengerti ilmu tauhid, ilmunya belum sampai. Terus saya harus diam?," sambungnya.
Muhammad Ghaza juga menuturkan bahwa dirinya tidak bahagia ketika melihat sang ayah dihujat sana-sini.
"Apakah Anda pikir saya senang dengan kondisi seperti ini? Apakah Anda pikir saya bahagia ketika ayah saya dihujat sana-sini? Apakah Anda pikir saya tidak mempertimbangkan efek dari tulisan saya? Apakah Anda pikir saya tidak melakukan apapun selain mengumbar aib?," tutur Muhammad Ghaza.
Terakhir, Muhammad Ghaza menilai, mungkin suara netizen lebih didengar oleh Aa Gym, ketimbang suaranya dan suara para ulama yang telah menasihati sang ayah selama ini.