"Ibuku baik, mulia, tapi beliau harus mencari nafkah buat kita, jadi di rumah gak ada orang. Kita udah mandiri lah intinya. Hari ini kasih tahu bibi beli ini di pasar, masaknya ini, itu udah ada jadwal. Itulah kenapa saya menjadi sangat disiplin," tutur Chef Juna.
Lebih lanjut, Chef Juna menjelaskan bahwa alasan kenapa dirinya tumbuh menjadi anak pemberontak dan nakal adalah karena terlalu sering main dengan anak-anak yang umurnya jauh di atasnya.
"Umur 6 main sama anak umur 13. Umur 13 main sama anak umur 20-an. Jadi ketika saya umur 18, saya udah main sama orang-orang umur 30-35 dan lain sebagainya," kata Chef Juna.
"Dan saya seperti spons, saya menyerap semua, sayangnya kebanyakan yang jelek-jeleknya aja yang diserap," sambungnya.
Namun, setelah dirinya mulai dewasa, belajar menjadi pribadi yang lebih baik, dan lebih mengenal diri sendiri, Chef Juna akhirnya tahu apa yang menyebabkan dirinya menjadi anak pemberontak dan nakal.
"Akhirnya terkuaklah, secara alam bawah sadar, saya marah kepada situasi dan keadaan. Karena saya menjadi anak yang berbeda dari anak lain," tuturnya.
"Tapi setelah menjadi dewasa dan mulai mengerti semua ini. I don't have regrets (Saya tidak punya penyesalan)," ujar Chef Juna.***