"Zaman dulu, kalau kita tidak suka sama orang, ya biasalah diambil dari rumahnya. Itu waktu yang kejam," kata Chef Juna.
Meski demikian, Chef Juna menegaskan bahwa hal itu adalah sesuatu yang buruk dan tidak patut dicontoh.
"Itu bukan sesuatu yang patut dicontoh, bahkan it's not good, obviously (sama sekali gak bagus, jelas sekali)," ujar Chef Juna.
Baca Juga: Fahri Hamzah Kritik Partai Oposisi di Indonesia: Parlemen Kita Sepi, Jangan Malah Sibuk Pencitraan!
Setelah mengalami masa-masa tersebut, Chef Juna pun mulai berpikir bahwa dirinya tidak bisa terus hidup seperti itu.
"Akhirnya berpikir, ini gak mungkin hidup seperti ini terus. Pilihannya cuma dua, mati OD somewhere, atau mati dibunuh orang," kata Chef Juna.
Di saat mulai berpikir untuk memperbaiki hidupnya dan membuka lembaran baru, Chef Juna merasa mendapatkan kesempatan bagus saat Amerika Serikat menerima siswa baru untuk sekolah pilot.
Merasa tertarik dengan programnya, Chef Juna pun memutuskan untuk sekolah pilot di Amerika dan berusaha memperbaiki kehidupannya.
"Aku butuh awal yang baru, kebetulan Amerika menarik siswa untuk sekolah pilot. Tertarik karena programnya bagus, jalan," kata Chef Juna.***