EKSKLUSIF: Voice of Baceprot, ‘Berisik’ Melawan Stigma Sejak Belia

- 8 Mei 2020, 03:20 WIB
VOICE of Baceprot.*
VOICE of Baceprot.* /DOK. VOICE OF BACEPROT/

Voice of Baceprot terbentuk pada 2014 saat ketiga personelnya masih duduk di kelas 8 MTs.

VOICE of Baceprot.*
VOICE of Baceprot.*

Voice of Baceprot sempat tiga kali hampir dibubarkan oleh sang pencetus band, Erza Eka Susila yang saat itu masih berstatus guru bimbingan dan konseling di MTs Al-Baqiyatussolihat, tempat para personel Voice of Baceprot sekolah.

"Begitu saya bubarkan, mereka ngotot," kata Erza kepada Pikiranrakyat-bekasi.com.

Ada banyak alasan mengapa Erza memutuskan membubarkan band itu. Salah satunya karena stereotip band metal yang terpatri di kepala masyarakat.

Baca Juga: Didi Kempot, Ambyar Tak Jogeti dan Cerita Soal Konser Terakhirnya Lawan Corona

"Saya bukan tidak percaya, saya bubarkan mereka karena kasihan. Maksudnya, anak sekecil itu harus berkonfrontasi dengan keluarga, sekolah, dan lingkungan," ujar dia.

Erza mengatakan, dengan mempertahankan Voice of Baceprot, Fiddi, Widi, dan Euis harus siap menghadapi stigma.

"(Stigma karena) stereotip lingkungan, stereotip mereka sebagai perempuan kampung, stereotip mereka sebagai perempuan, sebagai anak kampung, sebagai yang bukan dari keluarga musisi, dari keluarga yang tidak mapan dari segi ekonomi," katanya.

Akan teapi, Voice of Baceprot membuktikan bahwa mereka bisa bertahan di tengah badai cibiran. Sikap ngotot mereka mempertahankan band dibuktikan dengan berlatih keras.

Halaman:

Editor: Yusuf Wijanarko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah