Network
PR BEKASI – Supermodel Amerika Serikat keturunan Palestina, Gigi Hadid mengatakan bahwa dirinya akan menyumbangkan setengah penghasilannya dari peragaan busana pada musim gugur 2022 mendatang untuk bangsa Palestina dan Ukraina.
Mantan kekasih Zayn Malik itu mengumumkan rencananya tersebut dalam sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya pada Senin, 7 Maret 2022 lalu.
"Untuk membantu mereka yang menderita akibat perang di Ukraina dan mereka yang mengalami hal yang sama di Palestina, saya akan menyisihkan setengah penghasilan saya pada peragaan busana musim gugur nanti untuk mereka," katanya.
Gigi Hadid mengatakan bahwa keputusannya tersebut merupakan bentuk kepeduliannya terhadap kemanusiaan tanpa melihat latar belakang yang mereka miliki.
Baca Juga: Media Taiwan Bantah Laporan Perselisihan Keluarga Seputar Pernikahan Koo Jun Yup dan Barbie Hsu
"Mata dan hati kita harus terbuka untuk semua ketidakadilan manusia. Semoga kita semua melihat satu sama lain sebagai saudara dan saudari, di luar politik, di luar ras, di luar agama,” katanya.
“Pada akhirnya, nyawa orang tak berdosa membayar para pemimpin yang tidak berperang," tambahnya.
Gigi Hadid kemudian mengungkapkan kekecewaannya pada ketidakmampuannya untuk mengontrol jadwal peragaan busana yang menampilkan dirinya.
"Memiliki jadwal peragaan busana yang ditetapkan berarti bahwa rekan-rekan saya dan saya sering mempersembahkan koleksi model baru selama masa-masa yang memilukan dan traumatis dalam sejarah," katanya.
Baca Juga: Ukraina Kabarkan Anak Perempuan Tewas karena Dehidrasi di Kota Mariupol yang Terkepung
"Kami tidak memiliki kendali atas sebagian besar jadwal kerja kami, tetapi kami ingin melakukannya untuk sesuatu yang berguna," tambahnya.
Keputusan Gigi Hadid untuk menyisihkan penghasilannya untuk diberikan terhadap Ukraina dan Palestina tersebut datang dalam rentang sehari setelah adik kandungnya, Bella Hadid menentang standar ganda yang dilakukan media internasional.
Bella Hadid mengatakan bahwa media internasional telah melakukan diskriminasi dalam liputan media seputar konflik di seluruh dunia.
“Mereka menangis dan marah saat meliput serangan Rusia di Ukraina, namun mereka tetap dingin saat negara-negara di Timur Tengah seperti Palestina, Suriah, Yaman, dan Irak mengalami konflik berkepanjangan,” katanya.
Seperti diketahui, sejak awal serangan Rusia ke Ukraina para aktivis dan kritikus telah mempertanyakan sikap media internasional yang terlihat lebih peduli terhadap konflik di Ukraina dibandingkan dengan konflik di Timur Tengah
Para aktivis dan kritikus mengatakan bahwa serangan Rusia telah diliput lebih luas daripada konflik lain di seluruh dunia.
“Hal ini menunjukkan bahwa beberapa nyawa orang Ukraina dianggap lebih berharga daripada nyawa orang lain di Timur Tengah,” kata mereka, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Rabu, 9 Maret 2022.***
