Network
PATRIOT BEKASI - Dua hari yang lalu, beredar narasi yang melaporkan kalau aktor asal Kanada yang telah menjalani operasi plastik (oplas) agar mirip dengan Jimin BTS telah meninggal dunia di salah satu rumah sakit Korea Selatan.
Kabar tersebut dimuat dalam artikel Daily Mail, yang menyebut kalau aktor Kanada bernama Saint Von Colucci (22 tahun) itu telah meninggal pada 23 April 2023 lalu diakibatkan komplikasi dari oplas yang diterimanya beberapa bulan lalu.
Akan tetapi, sehari setelah itu Daily Mail menurunkan artikel mengenai Saint Von Colucci karena ternyata kabar meninggalnya dia akibat oplas agar mirip Jimin BTS hanya hoaks.
Selain itu, tidak ada konfirmasi yang diberikan terkait meninggalnya aktor Kanada di Korea Selatan. Meski begitu, berita di Daily Mail itu pun diikuti dengan berbagai portal media lainnya, termasuk TMZ dan PageSix.
Baca Juga: Rebut Titel Pria Tertampan Dunia 2023, V BTS Kalahkan Robert Pattinson hingga Bradley Cooper
Di sisi lain, keberadaan dari pria bernama Saint Von Colucci pun masih belum diketahui ada atau tidaknya. Termasuk bagian humas sang aktor, bernama Eric Blake, yang tidak ditemukan juga di media sosial maupun situs.
Jejak dari Saint Von Colucci yang diduga telah aktif sejak 2019 pun tidak ada, kecuali dari artikel bahasa Inggris yang memuat kabar kalau dia akan debut di industri Kpop dengan album 'T1K T0K H1GH SCH00L'.
Lebih lanjut, Unit Investigasi Kejahatan Kekerasan Kantor Polisi Metropolitan Seoul juga menuturkan tidak ada kasus kematian sebagaimana yang diberikan masuk ke pihak mereka.
Pihak Kedutaan Besar Kanada di Korea Selatan pun berusaha untuk memberikan verifikasi fakta dari kabar yang beredar ini.
"Global Affairs Canada mengetahui laporan kematian seorang Kanada di Korea Selatan dan sedang bekerja untuk mengkonfirmasi informasi tersebut. Tidak ada informasi lebih lanjut yang tersedia saat ini," katanya.
Sementara itu, jurnalis Raphael Rashid mengungkapkan spekulasinya dengan menyebut sumber artikel Daily Mail sebenarnya berasal dari karya AI, terkait potret maupun konten di berita mereka.
Dia mengatakan kalau saat ini dunia telah memasuki era berita palsu yang dibuat oleh AI, dan ini adalah kenyataan dengan implikasi serius, terutama bagi pihak yang berprofesi sebagai jurnalis.
"Coba pikirkan: jika ada yang bisa membuat berita yang meyakinkan dan gambar yang dapat dipercaya 'semua hanya dengan beberapa klik' dan membodohi semua orang dalam prosesnya, bagaimana kita bisa mempercayai apa yang kita lihat dan baca secara online? Bagaimana kita bisa memisahkan kebenaran dari fiksi, terutama ketika konten palsu yang dibuat begitu canggih?" tulisnya sembari menyertakan foto pria Saint Von Colucci yang dimuat Daily Mail.
Dengan berita hoaks hasil AI yang terekspos ini, maka ada kemungkinan orang-orang akan kehilangan kepercayaan pada sumber informasi kredibel, sehingga untuk membedakan fakta dan fiksi menjadi sulit.***
