Network
PATRIOT BEKASI - Penceramah jenaka, Sheikh Assim Al Hakeem ternyata memiliki darah keturunan Indonesia dari sang kakek.
Seperti yang diketahui Sheikh Assim yang memiliki nama lengkap Assim bin Luqman Al Hakeem terkenal akan metode dakwahnya yang humoris.
Ia adalah pendakwah asal Arab Saudi yang memiliki jamaah dari berbagai negara termasuk Indonesia.
Oleh karena itu ia sering menjawaban pertanyaan dengan berbahasa Inggirs dari jamaah dari negara apapun agar mudah dimengerti.
Baca Juga: Tuding Pemberontakan Wagner sebagai Tikaman dari Belakang, Vladimir Putin Bilang Ini ke Rakyat Rusia
Hal yang menarik dari sosok Sheikh Assim yaitu jawaban-jawabannya atas pertanyaan umat yang nyeleneh, humoris tetapi masuk di akal.
Terkadang jawaban humoris tersebut muncul saat sejumlah orang menanyakan hal-hal aneh kepada Sheikh Assim.
Dibalik sosoknya yang jenaka, Sheikh Assim Al Hakeem ternyata mengaku berdarah Indonesia di salah satu ceramahnya, meskipun dirinya adalah warga negara Arab Saudi.
Darah Indonesia tersebut di dapat dari sang kakek yang merupakan orang asli Medan.
"Saya warga Saudi Arabia, aslinya saya orang Indonesia, saya dari Medan," ujarnya.
Hal ini bermula ketika kakek Sheikh Assim mengirim ayahnya pada saat itu ke Arab Saudi sekitar 90 tahun lalu untuk belajar Islam.
Baca Juga: Cerita Kim Eun Hee di Balik Penulisan Naskah Revenant, Sempat Ikut Ritual di Desa Dekat Laut
Dia mengatakan bahwa kakeknya dahulu merupakan seorang khadi (hakim) di kesultanan Deli.
"Jadi kakek ingin ayah belajar syariat dan ayah saya benar-benar belajar katanya," ujarnya Sheikh Assim dikutip dari akun TikTok @ceritasumut.
"Dan Saudi adalah negara termiskin di waktu itu, jadi mereka memberikan kewarganegaraan di keranjang, kalian tahu, membawa keranjang di Mekkah?," katanya.
Baca Juga: Daftar 12 Cabang Domino's Pizza di Bandung, Catat Alamatnya
"Siapa yang mau kewarganegaraan? siapa yang mau datang ke negara miskin ini, ayah saya mau," ujarnya melanjutkan.
Menutup dalam ceramahnya, meskipun Sheikh Assim Al Hakeem berstatus warga Arab Saudi, ia berharap bisa mempelajari berbagai hal tentang Melayu karena memiliki peluang lahan dakwah yang sangat besar, namun ia mengaku terlalu tua.***
