Cara Kenali Kompres Hangat dan Dingin Agar Tidak Salah

20 Oktober 2021, 15:23 WIB
Ilustrasi. Berikut cara kenali penggunaan kompres hangat dan dingin agar tidak salah terutama pada pasien yang mengalami cidera. /Pexels

 

PR BEKASI – Penggunaan kompres sering kali kita temui untuk mengatasi demam dan memar pada kulit.

Ada yang menggunakan kompres hangat dan kompres dingin dalam kasus penanganan tertentu.

Dalam kasus demam sekalipun ada perbedaan pendapat terkait penggunaan kompres hangat atau dingin. Begitupun dengan kasus lain seperti cidera, kaku sendi, dsb.

Masih banyak yang belum bisa membedakannya kapan penggunaan kompres hangat ataupun dingin.

Baca Juga: 6 Waktu Berhubungan Suami Istri yang Baik Menurut Sunnah Rasul, di Akhir Malam Dapat Menyehatkan Badan

Padahal jika penggunaan kompres salah, itu akan memperburuk keadaan pasien terutama ketika demam dan cidera.

Lalu bagaimana yang bagaimana penggunaan kompres yang tepat?

Kompres merupakan tindakan terapi nonfarmakologi yang biasanya digunakan dalam kondisi tertentu sehingga bisa memulihkan pasien tanpa bantuan obat-obatan.

Berikut penjelasan terkait kompres hangat dan dingin seperti yang dikutip oleh PikiranRakyat-Bekasi.com dari ners.unair.ac.id pada Rabu, 20 Oktober 2021.

Kompres hangat dilakukan dengan menempelkan handuk atau kain yang telah direndam air hangat pada permukaan kulit.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Wanita Menstruasi Tidak Boleh Minum Air Dingin?

Suhu hangat pada kompres dapat merangsang termoreseptor pada kulit dan mengirimkan sinyal tersebut ke otak.

Selanjutnya, Hipotalamus di otak akan bereaksi dan menghasilkan respon yang disebut vasodilatasi.

Ketika vasodilatasi, pembuluh darah akan melebar, maka darah akan mengalir dengan lancar lancar dan terjadi peningkatan suhu tubuh dengan cepat.

Akibatnya, panas dapat membuat otot lebih rileks dan otak juga akan menurunkan suhu tubuh menjadi normal.

Kompres hangat dapat digunakan pada pasien kondisi-kondisi berikut:

Baca Juga: Berlimpah Manfaat, Berikut 6 Khasiat Daun Mint untuk Kesehatan Tubuh

Demam

Kompres hangat adalah pilihan yang tepat untuk demam karena dapat meningkatkan suhu tubuh lebih cepat sehingga demam dapat menurun.

Lakukan kompres hangat pada lipatan-lipatan tubuh seperti lipatan lutut, siku, ketiak, selangkangan, ataupun pada leher belakang.

Kaku sendi dan otot

Kompres hangat menghasilkan suhu hangat yang akan melebarkan pembuluh darah sehingga tidak terjadi penumpukan asam laktat. Selain itu, kompres hangat juga dapat membuat otot lebih rileks.

Kram saat menstruasi

Saat mengalami kram menstruasi, maka kompres hangat adalah pilihan tepat.

Baca Juga: Kesaksian Warga setelah 14 Jam Disuntik Vaksin AstraZeneca: Tidak Ada Demam, Tidur Nyenyak

Kompres hangat akan mengakibatkan relaksasi yang dapat menurunkan nyeri ketika kram, terutama saat menstruasi.

Lakukan kompres hangat pada area perut dekat dengan rahim.

Cedera setelah fase akut

Kompres hangat “hanya” dapat digunakan pada cedera yang sudah melewati fase akut, yaitu lebih dari 0 – 48 jam pasca cedera. Hal ini dilakukan karena pada fase akut terjadi vasodilatasi yang menyebabkan adanya darah lebih banyak pada lokasi cedera.

Apabila digunakan pada fase akut, maka akan memperburuk inflamasi dan meningkatkan nyeri.

Kalau pada kompres hangat tubuh akan mengalami vasolidasi yang membuat pembuluh darah melebar, maka pada kompres dingin tubuh akan mengalami vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah.

Baca Juga: Kembalikan Kebugaran Tubuh Usai Demam dengan Konsumsi 8 Buah Ini

Pada vasokonstriksi, pembuluh darah akan menyempit sehingga dapat menurunkan aliran darah pada area yang cedera. Selain itu, kompres dingin dapat memperlambat laju inflamasi, mengurangi bengkak, nyeri, dan perdarahan.

Itulah perbedaan dalam penggunaan kompres hangat dan dingin.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan kompres diantaranya:

1. Jangan gunakan kompres hangat pada luka cedera yang masih terasa hangat ketika diraba.

2. Jangan gunakan kompres dingin pada luka terbuka, luka bakar, kram, dan demam.

3. Ketika melakukan kompres dingin, jangan menggunakan es yang langsung ditempelkan pada area kulit. Gunakanlah media handuk atau kain atau icepad.

Baca Juga: Mengejutkan, Penelitian Sebut Demam Berdarah Bisa Ciptakan Kekebalan Tubuh Terhadap Covid-19

4. Lakukan gerakan sirkular selama kompres dingin untuk menghindari risiko frostbite atau kerusakan jaringan kulit.

5. Lakukan kompres selama maksimal 20 menit.

6. Hindari suhu yang ekstrem (terlalu panas atau dingin) ketika mengompres.

Itulah beberapa informasi terkait penggunaan kompres hangat dan dingin. Penting bagi kita mengetahui hal tersebut agar tidak salah dalam penggunaanya. Bijaklah dalam memilih kompres yang sesuai dengan kondisi tubuh.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: ners.unair.ac.id

Tags

Terkini

Terpopuler