Glenn Fredly Meninggal karena Meningitis, Pahami Gejala dan Penyebabnya

9 April 2020, 07:12 WIB
Musisi Glenn Fredly saat hadir di sebuah acara di Pendopo Kota Bandung beberapa waktu lalu.* HUMAS KOTA BANDUNG /

PIKIRAN RAKYAT - Meninggalnya musisi Glenn Fredly Deviano Latuihamallo, atau yang lebih dikenal dengan Glenn Fredly, mengejutkan masyarakat Indonesia.

Glenn meninggal dunia pada hari Rabu, 8 April 2020 pukul 18.47 di RS Setia Mitra, Cilandak, Jakarta Selatan.

Musisi R&B berusia 44 tahun tersebut diketahui meninggal akibat meningitis.

Baca Juga: Wanita Positif Virus Corona 90 Tahun: Berikan Ventilator Ini untuk Pasien Muda Saja

Dikutip dari oleh Pikiranrakyat-bekasi.com, meningitis merupakan peradangan selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang.

Meningitis dapat terjadi karena infeksi virus atau bakteri dan dapat menular melalui liur yang keluar melalui bersin dan batuk.

Meningitis akibat virus lebih sering terjadi namun dengan dampak yang tidak begitu besar.

Baca Juga: Tengah Malam, Iring-iringan Jenazah Glenn Fredly Tiba di Rumah Duka

Sebaliknya, meningitis akibat bakteri, dikenal dengan nama meningitis meningokokus, dapat berdampak lebih serius karena dapat menyebabkan penderitanya meninggal.

Bakteri meningokokus tidak bisa hidup lama di luar tubuh.

“Ini bisa sangat serius, Ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan gangguan pendengaran, dalam kasus terburuk, itu dapat menyebabkan kematian hanya dalam beberapa jam,” ujar Aileen Marty, MD, profesor penyakit menular dari Herbert Wertheim College of Medicine.

Baca Juga: Abaikan Imbauan Karantina Mandiri, Wanita Ini Buat Ibunya Terinfeksi Virus Corona

Marty menambahkan bahwa meningitis mudah menyebar di antara populasi yang tinggal di tempat sempit karena virus atau bakteri meningitis menular akibat interaksi yang erat.

“Ini tidak seperti masuk angin atau flu, bakteri tidak menyebar melalui kontak biasa seperti berada di ruangan yang sama dengan seseorang yang sakit, atau menghirup udara yang sama dengan seseorang terinfeksi penyakit meningitis,” ujar ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat Jessica MacNeil.

Meningitis akibat virus dapat diobati di rumah dengan berbagai obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit dan menurunkan demam.

Baca Juga: PSBB Akan Diterapkan Mulai 10 April di DKI Jakarta, Kendaraan Roda 2 Dilarang Berboncengan

Gejala meningitis akibat virus akan berlangsung selama dua minggu hingga akhirnya sembuh dengan obat-obatan.

Penderita meningitis akibat virus juga diimbau untuk banyak minum air agar tubuh dapat membuang virusnya dengan cepat.

Sebaliknya, penderita meningitis akibat bakteri harus dirawat di rumah sakit karena efeknya yang lebih berbahaya.

Baca Juga: Jamin Nasib Pekerja Seni di Tengah Virus Corona, Kemendikbud Berikan Bantuan Bersyarat

Meningitis akibat bakteri dilawan dengan antibiotik.

Dokter akan memantau pasien untuk gejala-gejala meningitis yang lebih buruk, seperti kejang-kejang, kehilangan pendengaran, dan tanda-tanda cedera otak.

Gejala khas meningitis adalah demam, muntah-muntah, sakit kepala, leher kaku, dan rasa sakit di leher ketika mendekatkan dagu ke dada.

Baca Juga: Cegah Lonjakan Pasien Virus Corona, Rumah Sakit Diminta Terapkan Metode Triase

Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala di atas, segera konsultasikan kepada dokter agar dapat segera diobati.

Meningitis dapat terjadi kepada manusia dalam berbagai usia, namun yang paling rentan terkena adalah orang dewasa, terutama yang memiliki sistem imun lemah.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler