PR BEKASI - Ada yang tahu tanggal 22 Mei itu memperingati hari apa ya?
Pada tanggal 22 Mei, diperingati Hari Keanekaragaman Hayati dalam skala internasional, atau disebut juga Biodiversity Day.
Keanekaragaman hayati adalah jalinan hidup planet kita.
Hari Keanekaragaman Hayati Internasional adalah hari yang mengajak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati.
Tema Hari Keanekaragaman Hayati 2022 adalah berslogan "Membangun masa depan bersama untuk semua kehidupan", demikian dikutip dari Genewa Environment Network.
Slogan tersebut dipilih untuk terus membangun momentum dan dukungan bagi kerangka keanekaragaman hayati global pasca-2020 yang akan diadopsi pada Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB #COP15 mendatang.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Manga Shonen Pilihan Orang Tua Jepang untuk Dibaca Anak-anak
Ketika dunia terus bergulat dengan pandemi, Hari Keanekaragaman Hayati 2022 akan diperingati terutama secara online.
Keanekaragaman hayati tetap menjadi jawaban atas beberapa tantangan pembangunan berkelanjutan.
Dari solusi berbasis alam hingga iklim, masalah kesehatan, ketahanan pangan dan air, dan mata pencaharian yang berkelanjutan, keanekaragaman hayati adalah fondasi di mana kita dapat membangun kembali dengan lebih baik.
Baca Juga: Eko Yuli Irawan usai Raih Emas SEA Games: Saya Selalu Siap Bela Indonesia
Tujuan hari ini diperingati juga untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan masalah keanekaragaman hayati.
Meskipun awalnya dirayakan pada akhir Desember, Majelis Umum PBB kemudian memutuskan untuk memindahkan tanggal menjadi 22 Mei, yang memperingati adopsi Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) pada tahun 1992.
Keanekaragaman hayati adalah jalinan hidup planet kita. Ini menopang kesejahteraan manusia di masa sekarang dan di masa depan, dan penurunannya yang cepat mengancam alam dan manusia. Menurut Penilaian Global terbaru oleh Platform Kebijakan Sains Antar Pemerintah tentang Layanan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem (IPBES), aktivitas manusia mendorong hilangnya keanekaragaman hayati pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun, penilaian tersebut juga menunjukkan bahwa ada solusi dan belum terlambat untuk bertindak.***