Baru 17 Tahun Sudah Taklukan 83 Gunung? Ini Khansa Syahla, Berbagi Kisah di Journalist Camp 2023 PRMN x Eiger

29 Agustus 2023, 21:01 WIB
Khansa Syahla, pendaki muda yang hadir di Journalist Camp 2023 PRMN x Eiger /Patriot Bekasi/M Hafni Ali/

PATRIOT BEKASI - Setelah pandemi usai, muncul fenomena banyaknya open trip mendaki gunung yang dibuka dengan biaya murah. Peminatnya banyak, tetapi sayangnya banyak di antara mereka merupakan pendaki pemula, yang tentu memerlukan persiapan lebih sebelum menaiki gunung. Hal inilah yang dibahas oleh ambassador Eiger Adventure Khansa Syahla Aliyah dalam kegiatan Journalist Camp 2023 Pikiran Rakyat Media Network (PRMN) berkolaborasi dengan jenama lokal apparel asal Bandung tersebut.

Khansa Syahla sendiri merupakan gadis 17 tahun yang telah mendaki 83 gunung, 81 gunung di Indonesia dan 2 gunung di luar negeri. Dia hadir langsung di Journalist Camp 2023 PRMN x Eiger yang diselenggarakan di Sari Ater Campervan Park Palasari, Ciater, Subang Regency, Jawa Barat. Kedatangannya sebagai narasumber ini untuk membawakan tema Pembekalan & Perjalanan Alam Bebas untuk Pemula.

Brand ambassador Eiger Adventure ini dalam podcast PRMN 'Ngobrol di PR' menceritakan bahwa pendakian pertamanya dilakukan ketika masih berumur lima tahun. Dia bersama ayahnya menaiki puncak Gunung Bromo di Jawa Timur dan ketika itu lah muncul perasaan senang saat melihat keindahan alam dari puncak gunung.

Baca Juga: 7 Tempat Wisata di Batam Terbaik dan Terpopuler 2023, Monumennya bak Berada di Hollywood AS

Semenjak itu dia rasa ingin tahunya mengenai gunung makin membesar dan di usianya yang menginjak tujuh tahun sang ayah mengajaknya mendaki Gunung Rinjani. Lalu di tahun 2014 film 5cm dirilis, dia mengutarakan niat untuk mendaki Gunung Semeru ke sang ayah.

Ayahnya pun mengizinkan dengan memberikan dua syarat yaitu nilai pelajaran Khansa harus bagus dan dia juga diharuskan melalui berbagai persiapan.

"Jadi nilai bagus dulu, Alhamdulillah kemarin nilainya bagus waktu ke Semeru akhirnya aku dibolehin naik, abis itu persiapan. Karena Semeru akan menjadi gunung yang gede pertama aku, aku persiapannya lumayan lama. Ada intake dua bulan untuk latihan fisiknya juga," katanya.

Lebih lanjut, gunung terakhir yang didakinya ialah Gunung Wilis di Tulungagung, Jawa Timur untuk memperingati Kemerdekaan ke-78 Indonesia. Dia bersama tim ekspedisi dari Eiger dan termasuk dalam 17 tim wanita.

Baca Juga: Gaet UMKM Lokal, Eiger Hasilkan Inovasi Produk Multi Fungsi yang Ramah Lingkungan

Dengan antusias Khansa mengungkapkan, ekspedisi Gunung Wilis kemarin sangat seru, terlebih dengan situasi gunung yang tidak ramai pendaki. Hal yang menambah rasa senang dia lantaran semua tim mendakinya perempuan.

"Itu seru banget, kita bounding di situ kita banyak sharing-sharing juga, dan apa ya? Kayak pengalaman yang jarang aku dapetin aja bisa naik gunung sama temen-temen baru. Biasanya aku naik gunung sama ayah aja nih berdua, atau sama tim yang beda-beda dari tiap-tiap gunung, kalau ini kayak seru gitu, apalagi kemarin sambil kemerdekaan Indonesia juga kan, kita upacara juga di sana," tutur dia.

Tips yang harus dipersiapkan pemula untuk naik gunung

Di kesempatan yang sama, Khansa juga membagikan beberapa tips penting yang perlu diperhatikan pemula jika ingin mendaki. Pertama mendapat izin orang tua, secara pribadi dia bersyukur memiliki orang tua yang mendukung penuh kegiatannya.

Kemudian kedua ialah menentukan tujuan, sebagai pemula maka pilihlah gunung yang mudah lebih dulu dan hindari gunung yang tinggi atau memiliki jalur pendakian ekstrem maupun sulit.

Berikutnya yaitu mempelajari ilmu-ilmu untuk berkegiatan di alam terbuka. Kita harus mengetahui berbagai ilmu dasar lebih dulu seperti ilmu navigasi darat, ilmu survival, ilmu bertahan hidup karena semua itu sangat penting saat di gunung.

Selanjutnya dengan belajar dari pengalaman atau dari lapangan, Khansa pun selalu menerapkan apa yang diajarkan sang ayah padanya sejak kecil. Namun, untuk pemula mungkin bisa dengan mendengar pengalaman dari pendaki yang pernah menaiki gunung tujuan.

Tahapan berikutnya mempelajari literatur gunung yang akan didaki. Misalnya ingin naik ke Gunung Merbabu, maka harus mencari tahu ketinggian gunungnya, jalur mana yang akan ditempuh, ada berapa pos, lalu pos mana yang memiliki mata air, sehingga saat berada di lapangan tidak buta sama sekali.

Lalu berbekal informasi itu kita mengetahui apa yang harus dilakukan dan telah berekspetasi akan sesuatu yang ada di lokasi serta siap dengan situasinya. Khansa saat kecil diminta ayahnya mempresentasikan mengenai gunung yang akan didaki, sehingga ayahnya tahu dia memang siap menaiki gunung tersebut.

Langkah penting lainnya ialah melatih fisik. Kegiatan mendaki gunung membutuhkan fisik yang optimal. Khansa mengungkapkan dia memilih berlatih fisik dengan lari, tetapi jika akan menghadapi ekspedisi panjang dia memilih memakai pelatih. Di sisi lain, berlatih fisik juga membantu menjaga kesehatan mental.

Berikutnya yang tak kalah penting ialah perlengkapan, Eiger sebagai jenama dengan kualitas terbaik menjadi pilihan bagi Khansa. Dia menceritakan pengalamannya membawa tenda Flash 2P Eiger saat ke Gunung Kilimanjaro di Afrika.

Kualitas tenda Eiger menurutnya sangat bagus karena tahan terhadap suhu yang mencapai -10 di sana. Dia mengatakan meskipun produk Eiger dikhususkan untuk daerah tropis tetapi masih dapat digunakan di lokasi bersalju.

Selain itu, penting juga memakai pakaian gunung yang sesuai operasi pendakian. Pilih pakaian yang membuat diri merasa aman dan nyaman.

Persiapan lainnya ialah membawa logistik yang memadai. Pemula dapat membawa makanan langsung jadi yang praktis seperti sarden atau teri. Usahakan membawa makanan sehat saat mendaki.

Langkah penting lainnya membuat rancangan operasi pendakian (ROP). Buatlah daftar berdasarkan literatur gunung per dokumen, misalnya gunung apa yang akan didaki, siapa saja teman di tim, bagaimana urusan simaksi pendakian, dokumen apa yang dibutuhkan, serta berapa biaya tak terduga yang perlu disiapkan.

Hal-hal seperti itu disebutnya sangat penting sebagai emergency, dan kita harus menaruh nomor penting yang dapat dihubungi ketika terjadi sesuatu. Dia mengingatkan, saat naik gunung sebagai pemula harus ditemani oleh teman berpengalaman dan tidak bertindak gegabah.

"Gunung itu bukan tempat kita biasanya. Kita kan biasanya di kota, kayak seneng-seneng. Di gunung itu beda, ada by objective by subjective. Gunung itu mengandung bahaya dan kita mengundang bahaya jadi semua itu harus kita antisipasi sebelum bahaya-bahaya itu datang ke kita sendiri. Jadi salah satunya mendaki dengan orang yang udah berpengalaman," tutur dia, menambahkan dia biasa membuat laporan perjalanan pendakian untuk dijadikan sebagai arsip diri.

Hal terakhir dan terpenting adalah jangan meninggalkan ibadah dan berdoa saat mendaki. Dia pun menyatakan sejak awal mendaki hingga sekarang tidak pernah mengalami hal mistis karena datang dengan niat baik serta positif.

"Kita datang untuk menikmati keindahan alam yang Tuhan ciptakan buat kita dan ingat terus hakikat naik gunung adalah pulang ke rumah dengan selamat jadi jika ada situasi yang membuat kita tidak bisa ke puncak tenang saja gapapa, gunungnya bakal nempel di sana, gunungnya bakal nungguin kita juga, yang penting keselamatan kita tetap nomor satu," kata Khansa.***

Editor: M Hafni Ali

Tags

Terkini

Terpopuler