PR BEKASI - Berinteraksi dengan orang lain merupakan kebutuhan setiap manusia. Hal itu dilakukan dengan berbagai alasan seperti keperluan bertukar informasi, berkerja sama, transaksi, dan hubungan dalam memperoleh keturunan.
Hubungan tersebut tentu memerlukan komunikasi sebagai penghubung, interaksi tentu kerap tidak bisa terhindarkan.
Tidak terkecuali saat masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) di tengah pandemi ini, walaupun banyak orang beralih menggunakan komunikasi secara jarak jauh, namun dalam situasi tertentu, kontak dekat tidak bisa terhindarkan.
Baca Juga: Uang Ratusan Juta Hasil Jual Tanah Raib, Pria Paruh Baya Pingsan di Kantor Polisi
Mau tidak mau semua hal tetap harus dipersiapkan termasuk aroma mulut Anda.
Rasa malu saat berinteraksi kerap kali muncul saat seseorang mengalami bau mulut. Gigi berlubang, kebersihan mulut yang buruk, pola makan tidak sehat terutama sehabis makan yang meninggalkan aroma menyengat seperti bawang putih, produk susu, protein turut berperan kepada bau mulut seseorang.
“Air liur memiliki efek membasuh. Orang dengan mulut kering kehilangan manfaat air liur itu dan meningkatkan kemungkinan mengalami bau mulut," ujar Konsultan senior di National Dental Centre Singapore's Department of Restorative Dentistry, Periodontic Unit, Koh Chu Guan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Channel News Asia.
Baca Juga: Sinopsis Valerian and The City of A Thousand Planets yang Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV
Namun, bau mulut juga bisa menjadi tanda seseorang mengalami kesehatan serius di antaranya seperti yang dijelaskan Direktur medis Parkway Shenton, Dr. Edwin Chng adalah seperti masalah lambung termasuk infeksi dan penyakit refluks hingga kanker saluran pencernaan bagian atas seperti rongga hidung, laring, trakea, dan esofagus.
Selain itu, penggunaan suplemen vitamin tertentu, seperti asam lemak omega 3 bisa juga menjadi penyebabnya.
Pada penderita diabetes, aroma mulut mirip dengan aroma penghapus cat kuku, Kemudian pada orang yang bermasalah pada hati dan ginjal bisa dikatakan mulutnya berbau campuran telur busuk dan bawang putih.
Lalu dalam masa adaptasi kebiasaan baru saat ini, dimana kita diwajibkan menggunakan masker sebagai upaya menahan penyebaran COVID-19, kita menjadi lebih peka terhadap bau mulut sendiri.
Baca Juga: Sinopsis Valerian and The City of A Thousand Planets yang Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV
“Saat masker menutupi hidung dan mulut, konsentrasi bau mulut meningkat, memungkinkan kita untuk menciumnya. Tanpa masker, seseorang yang memiliki bau mulut mungkin tak menyadarinya," kata Chng.
Beberapa hal perlu diperhatikan agar halitosis atau bau nafas yang tidak sedap bisa dihilangkan atau diminimalisir.
Untuk menjaga mulut anda tetap segar, rutin memerikakan gigi dan gusi diperlukan untuk pengecekan apakah terdapat penyakit periodental dan pembusukan penyebab bau mulut.
Kedisiplinan dalam menyikat gigi secara teratur, flossing atau membersihkan gigi dengan benang, juga menyikat lidah juga harus menjadi perhatian.
Baca Juga: Jangan Hanya untuk Bermain, Raih Pundi-pundi Rupiah Melalui Game Streamer
“Lidah adalah sumber halitosis yang hebat. Sebagian besar bakteri berada di lidah, terutama di bagian belakang," kata dia.
Makanan seperti peterseli, paprika merah, dan brokoli disarankan dikonsumsi untuk mengurangi bau mulut.
"Beberapa orang menemukan, diet tinggi karbohidrat terutama makanan ringan dan makanan manis, meningkatkan terjadinya halitosis," kata Koh.
Selalu pastikan mulut saat banyak bicara dengan banyak minum, juga mencoba menutupi bau bulut dengan konsumsi permen mint bebas gula atau berkumur dengan obat kumur bebas alkohol bisa menjadi tips ampuh sementara waktu.
Baca Juga: Nike Segera Rilis Sepatu 'Doraemon' dalam Jumlah Terbatas
Oleh karena itu, penggunaan masker saja tidak cukup mampu untuk menghentikan bau mulut anda, pastikan tips diatas bisa diterapkan agar anda menjadi lebih percaya diri dengan aroma mulut yang segar dan tidak bau.***