Peringati Hari Pohon Sedunia di Lahan Milik Almarhum Salim Kancil, Ribuan Pohon Ditanam

22 November 2020, 19:41 WIB
Bupati Lumajang Thoriqul Haq dalam kegiatan menanam pohon di lahan milik tokoh pejuang lingkungan Salim Kancil di Desa Selok Awar-awar. /Laskar Hijau/ANTARA

PR BEKASI - Hari Pohon sedunia yang jatuh pada 21 November 2020 dirayakan dua hari mulai Sabtu hingga Minggu ini oleh sekelompok pecinta alam dengan melakukan konservasi berupa penanaman bibit pohon, di desa Selok Awar-Awar, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Menjadi spesial pada gelaran peringatan kali ini, juga dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan atas tokoh pejuang lingkungan Salim Kancil.

Kegiatan pada Sabtu adalah diskusi pelestarian kawasan pesisir, sedangkan pada Minggu hari ini yang turut dihadiri Bupati Lumajang Thoriqul Haw merupakan kegiatan penanaman pohon di lahan milik almarhum Salim Kancil.

Baca Juga: Jalur Gaza Kembali Dijatuhi Rudal pada Minggu Pagi, Hamas: Israel yang Paling Bertanggung Jawab

Koordinator Laskar Hijau A'ak Abdullah Al-Kudus mengatakan kegiatan bertajuk 'Terus Tandur Ojok Mundur' (Terus Tanam Jangan Mundur) itu merupakan bentuk mengenang perjuangan almarhum Salim Kancil.

"Peringatan Hari Pohon Sedunia dilaksanakan di Desa Selok Awar-awar sebagai bentuk mengenang dan menghormati perjuangan almarhum Salim Kancil dalam usahanya merawat dan menjaga kelestarian alam," kata A'ak, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Minggu, 22 November 2020.

Tidak sedikit jenis pohon yang ditanam, mulai dari Mangrove, cemara laut, ketapang, nyamplung, dan bahkan termasuk pohon yang dapat tumbuh besar dan berusia ribuan tahun, yaitu Baobab. Khusus pohon Baobab ini didatangkan langsung dari tempat asalnya di Kenya, Afrika oleh laskar Hijau.

Baca Juga: Metro TV Berduka, Jurnalisnya Tewas Usai Menabrak Truk Sampah di Jalan Raya Bekasi

"Pohon yang dikenal sebagai pohon terbesar di dunia itu jumlahnya sangat terbatas yakni dua pohon saja, sehingga ditanam di Pantai Watu Pecak dan alun-alun Lumajang. Total pohon yang ditanam sekitar 2.500 pohon," katanya.

Seluruh kegiatan dua hari ini dipastikan telah memperhatikan protokol kesehatan, seperti kewajiban menggunakan masker dan menjaga jarak serta pemeriksaan melalui skrining sebelumnya.

"Kami undang Koordinator Sahabat Alam Indonesia Andik Saifudin dan Guru Besar Universitas Brawijaya Malang Prof. Lukman Hakim untuk memberikan motivasi kepada pecinta alam agar terus aktif dalam melestarikan alam saat diskusi sebelumnya," tuturnya.

Baca Juga: Respons Oknum Penceramah yang Pakai Kata-kata Kotor, GP Ansor: Alhamdulillah Ada NU dan Muhammadiyah

Dalam kegiatan itu juga diikuti oleh beberapa kelompok seperti Organisasi Laskar Hijau, Gusdurian, keluarga dari almarhum Salim Kancil serta pihak lain yang turut menyukseskan kegiatan tersebut.

"Ketika kami terus semangat melestarikan lingkungan, maka virus corona diharapkan segera sirna di muka bumi ini, khususnya di Lumajang yang masuk zona merah di Jawa Timur," tuturnya.

Dalam sambutannya di kegiatan itu, Bupati Lumajang menyatakan komitmennya untuk melestarikan kawasan pesisir Lumajang.

Baca Juga: Kritik Wacana Pembubaran FPI oleh TNI, Ariel Heryanto: Bubar Satu Tumbuh Seratus

"Apapun risikonya, saya akan memprioritaskan kelestarian pesisir Lumajang karena menyelamatkan lingkungan berarti melindungi jiwa warga Lumajang dan melindungi keselamatan jiwa itu lebih penting dari segalanya," kata Thoriqul Haq.

Sementara itu, Koordinator Sahabat Alam Indonesia, Andik Saifudin memberikan apresiasinya atas semangat pemuda-pemudi Lumajang yang aktif dalam kegiatan-kegiatan konservasi seperti ini.

"Kondisi saat ini, tidak banyak pemuda-pemudi di Indonesia yang peduli dengan isu lingkungan dan sosial kemasyarakatan, bahkan tidak jarang semangatnya setengah-setengah," katanya.

Baca Juga: Sindir Buku Bacaan Anies, Yunarto Wijaya: Depannya 'Demokrasi', Belakangnya Urusan Semen

Saat ini dikatakan Andik, perlu untuk segera turun ke lapangan, berbaur dengan masyarakat dan menggali pengetahuan seputar konservasi.

"Ketika sekedar menuntut saja dan mengatakan 'Selamatkan hutan kita, laut kita, bumi dan air', tetapi tidak pernah terjun ke masyarakat. Itu akan percuma," ucapnya.

Serupa dengan pernyataan Andik, Guru Besar Universitas Brawijaya Prof. Lukman menekankan perlunya manajemen dalam pengaturan sumber daya alam hayati beserta ekosistemnya.

Baca Juga: Liburan 'Thanksgiving' Bawa Petaka, Amerika Serikat Catatkan Lonjakan Kasus Covid-19 Hingga 12 Juta

"Sehingga perlu adanya ilmu untuk mengaturnya agar berjalan dengan baik, dan memberikan manfaat untuk semuanya, tetapi juga perlu adanya seni dalam mengatur sumber daya alam hayati dan ekosistemnya tersebut." tuturnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler