Tips Atur Keuangan Setelah Lebaran Agar Tak Tekor, Salah Satunya Buat Skala Prioritas

- 13 Mei 2021, 10:40 WIB
Ilustrasi tips mengatur keuangan setelah Lebaran saat pandemi.*
Ilustrasi tips mengatur keuangan setelah Lebaran saat pandemi.* /Pixabay

PR BEKASI - Mengatur keuangan pribadi setelah Lebaran merupakan pekerjaan yang tidak mudah.

Pasalnya, pengeluaran sebelum Lebaran di tambah dengan adanya pandemi, memunculkan kebutuhan-kebutuhan baru yang tidak terduga.

Jika keuangan tidak dikelola dengan baik, seseorang pasti akan kesulitan dari segi finansial.

Baca Juga: Transaksi Keuangan Jadi Lebih Mudah, Fintech dan Start-up Rasakan Manfaat Besar Kehadiran Mandiri API

Bisa dibilang, upaya mengatur keuangan adalah hal yang sangat penting. Dibutuhkan motivasi tinggi ketika menjalankannya.

Jika seseorang tidak berkomitmen untuk konsisten, besar kemungkinan apa yang dilakukan hanya dijalankan beberapa saat.

Ketika berbicara tentang mengatur keuangan, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan. Beberapa hal ini terbukti efektif ketika dijalankan.

Baca Juga: Banyak Pengeluaran di Bulan Ramadhan? Begini Tips Cermat Mengatur Keuangan dari Ahli

Dirangkum PikiranRakyat-Bekasi.com, berikut Tips mengatur keuangan setelah Lebaran:

Buat Rata-Rata

Data sangat penting dalam mengelola keuangan. Dengan data ini, seseorang bisa memperkirakan berapa uang yang dibutuhkan pada kurun waktu tertentu.

Namun masalahnya, beberapa pengeluaran sering tidak bisa dimasukkan data. Itu karena terdapat jenis yang disebut pengeluaran tidak tetap.

Untuk pengeluaran semacam ini, buatlah rata-rata. Dengan membuat rata-rata, data tetap bisa dimiliki dan pengontrolannya bisa lebih mudah.

Baca Juga: Informasi Loker 2021: Badan Pengelolaan Keuangan Haji Buka Lowongan Kerja untuk 28 Posisi, Simak Syaratnya

Buat Skala Prioritas

Membuat skala prioritas tidak perlu merunutkannya hingga beberapa tingkatan. Skala prioritas bisa dibagi dua.

Pertama adalah kebutuhan yang sifatnya wajib dan kedua adalah kebutuhan yang sifatnya keinginan. Pada kondisi ini, kebutuhan yang sifatnya wajib harus diprioritaskan.

Terdapat beberapa hal yang termasuk ke dalam kebutuhan wajib seperti makanan, tabungan, hingga pendidikan. Utang dan pajak juga perlu dimasukkan ke dalam kebutuhan wajib.

Baca Juga: Uang Specimen Viral di TikTok, Apa Bisa Dipakai Buat Belanja? Simak Penjelasannya

Lalu untuk kebutuhan keinginan, ini biasanya berupa hobi atau gaya hidup. Jika kondisi keuangan sudah normal, tidak masalah untuk memenuhinya.

Namun jika kondisinya belum normal, jadikanlah kebutuhan wajib sebagai prioritas dan tempatkan kebutuhan keinginan di nomor selanjutnya.

Lunasi Utang

Perlu ada penekanan lebih untuk besar utang yang dimiliki. Utang merupakan kewajiban dasar yang perlu diselesaikan secepatnya.

Baca Juga: Daftar Lokasi Bank Tempat Penukaran Uang Rupiah Periode Idul Fitri di Wilayah Indramayu, Bisa Secara Non-Tunai

Terlebih lagi untuk utang yang memiliki bunga. Ketika dibiarkan, jumlahnya akan terus bertambah.

Itu membuat uang yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya menjadi lebih besar lagi. Tahan diri untuk menambah utang baru.

Jika dihubungkan dengan nomor sebelumnya, sering kali seseorang berutang untuk suatu hal yang sifatnya keinginan. Berutang tidak masalah jika ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wajib.

Siapkan Dana Darurat

Dana darurat penting jika sewaktu-waktu sampai kehilangan pekerjaan. Perhitungan dana darurat sendiri tidak sulit.

Minimal, seseorang perlu memiliki dana darurat sebesar 5 kali lipat kebutuhan per bulan. Proses menabungnya sebenarnya tidak terlalu sulit.

Baca Juga: Ajak Generasi Muda Hilangkan Stigma Buruk 'Pinjaman Online', OJK Beberkan Jasa Keuangan Digital yang Aman

Sisihkan 10 persen penghasilan per bulan sebagai dana darurat. Lakukan secara rutin agar jumlahnya terus bertambah.

Atur Asuransi

Asuransi memang penting dalam mengatur keuangan pribadi. Namun mengambil semua jenis asuransi juga bukan pilihan tepat.

Asuransi berfungsi sebagai pelindung. Oleh sebab itu, pastikan untuk melindungi beberapa hal yang risikonya memang besar.

Misal kamu tinggal di daerah yang rawan gempa. Pada kondisi tersebut, mengasuransikan bangunan tempat tinggal merupakan hal yang diperlukan.

Namun jika bangunan tempat tinggal tidak memiliki risiko tersebut, asuransi tidak diperlukan. Hal tersebut hanya akan memperbesar pengeluaran yang dibutuhkan.

Berinvestasi dengan Cerdas

Investasi juga perlu diperhatikan. Ini lebih baik dari menabung. Dengan berinvestasi, jumlah uang akan terus bertambah.

Halaman:

Editor: Elfrida Chania S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x