Ozon bukanlah polutan yang manusia pancarkan langsung ke atmosfer terbentuk ketika sinar matahari berinteraksi dengan nitrogen oksida (NOx), yang dilepaskan ke udara dari mobil, pabrik, pembangkit listrik, dan kilang.
Mengumpulkan beberapa data satelit dari tahun 2020 ke dalam empat model reaksi atmosfer, tim menemukan emisi NOx surut sejalan dengan lockdown Covid-19 di dunia. Pada bulan April dan Mei, misalnya, emisi global turun setidaknya 15 persen.
Baca Juga: Kabar Baik, Lapisan Ozon Bumi yang Berlubang Kini Kembali Menutup
Negara-negara yang memiliki lockdown Covid-19 paling ketat pada akhirnya menunjukkan pengurangan emisi terbesar dalam nitrogen oksida.
Di China, misalnya, perintah lockdown pada awal tahun menghasilkan penurunan 50 persen pada polutan tersebut.
Ketika tindakan karantina kemudian diberlakukan di Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Asia Barat, emisi NOx turun antara 18 dan 25 persen pada bulan April dan Mei.
Baca Juga: Penelitian: Studi Terbaru Tunjukkan Lapisan Ozon Berangsur Pulih
Dampak yang dihasilkan pada atmosfer secara mengejutkan bersifat global dan berlangsung cepat.
Setelah lockdown, model dan data satelit mengungkapkan penurunan cepat dalam produksi ozon, yang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia, membersihkan udara dari polusi ozon setinggi 10 kilometer.
Di troposfer ozon tidak hanya dapat menurunkan kualitas udara, tetapi juga dapat memerangkap panas dan berkontribusi terhadap pemanasan global.