Journalist Camp 2023 PRMN x Eiger, Cek 4 Fundamental Skill Penting bagi Jurnalis di Lokasi Bencana

- 29 Agustus 2023, 07:00 WIB
Galih Donikara dalam Journalist Camp 2023 PRMN x Eiger.
Galih Donikara dalam Journalist Camp 2023 PRMN x Eiger. /Patriot Bekasi/M Hafni Ali /

Fundamental skill berikutnya ialah human skill, saat mendatangi lokasi bencana kita perlu mengetahui adat istiadat yang ada di sana atau dalam artian penting beradaptasi dengan masyarakat. Berikutnya ialah improvement skill, berkaitan dengan lingkungan di lokasi bencana secara umum maupun khusus.

Galih menegaskan bahwa melakukan liputan itu mempunyai resiko tinggi, karena itu harus meminimalisir resiko dengan persiapan yang matang dan menghindari mengundang bahaya dengan kecerobohan diri serta tidak bersikap sombong.

Agar dapat mengurangi kecorobohan sebagai pemula maka langkah pertama ialah harus mencari informasi dan data terkait dengan lokasi yang disinggahi, misalnya ada di mana gunung yang ingin didaki, lalu ketinggiannya, karakter gunung, jalan di sana seperti apa, tingkat keekstriman tanjakan, berapa lama di sana, hingga dengan siapa mendakinya. Termasuk juga mengetahui di mana puskesmas atau kantor polisi terdekat.

Lalu dengan mempersiapkan perlengkapan, terlebih lagi di zaman teknologi yang makin maju sekarang ini. Saat ke lokasi kita bisa membawa tas ringan dengan pakaian ringan yang memiliki teknologi quick dry. Hal penting lainnya ialah perbekalan, kita harus membawa makanan kuncian yang mampu meningkatkan selera makan di waktu badan tidak ingin makan.

Terutama jika mendaki gunung, lantaran di ketinggian selera makan akan menurun. Berdasarkan teori yang dijelaskan pria asal Bandung ini, setiap ketinggian 1000 meter oksigen berkurang 10 persen. Misalkan mendaki Gunung Everest dengan ketinggian 8000 berarti kelembaban oksigen berkurang 20 persen.

Selain itu, perlu juga belajar dari warga Jepang, negara yang rawan bencana. Masyarakat di sana baik anak-anak hingga lanjut usia memahami dengan baik cara menyelamatkan diri, dan setiap keluarga di negeri sakura diwajibkan memiliki tas siaga bencana. Tas tersebut akan memenuhi kebutuhan dasar selama tiga hari ketika bencana terjadi.

Eiger juga hadirkan tas siaga bencana yang bermanfaat bagi jurnalis dalam meliput di lokasi bencana.
Eiger juga hadirkan tas siaga bencana yang bermanfaat bagi jurnalis dalam meliput di lokasi bencana.

Saat terjadi bencana mereka tinggal mengambil tas siaga dan pergi menyelamatkan diri, tas ini terdiri dari beberapa kompartemen yang dapat diisi alat medis, makanan awet berenergi, jas hujan plastik, terpal, dry bag dan berbagai perlengkapan lainnya.

Eiger pun telah merilis tas siaga bencana untuk para jurnalis melakukan liputan. Dengan berbagai fungsi kompartemen yang dapat dimanfaatkan sehingga perbekalan selama liputan terjaga dengan baik.

"Tapi yang paling penting adalah bagaimana kita konsisten mengisi dan menambah, itu yang menjadi kebiasaan orang Jepang. Setiap tiga hari diperiksa, dicek ulang. Bagaimana kita paham betul akan perlengkapan yang kita butuhkan, tidak mengada-ngada, sesuaikan dengan diri kita," jelas Galih.***

Halaman:

Editor: M Hafni Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah