Kurang Tidur Bisa Picu Stres dan Menurunnya Produktivitas Harian

- 30 Agustus 2020, 13:56 WIB
Ilustrasi stres akibat kurang tidur.
Ilustrasi stres akibat kurang tidur. /pexels/andrea-piacquadio/

Setelah manipulasi ini, kemarahan ini dinilai bersumber dari terpaparnya suara yang mengganggu.

Eksperimen tersebut menemukan bahwa individu yang dapat tidur nyenyak mampu beradaptasi dengan kebisingan dan melaporkan lebih sedikit kemarahan setelah dua hari. 

Sebaliknya, individu dengan keterbatasan tidur menunjukkan kemarahan yang lebih tinggi dan meningkat sebagai respons terhadap suara yang tidak disukai, menunjukkan bahwa kurang tidur merusak adaptasi emosional terhadap keadaan yang membuat frustrasi. 

"Hasilnya penting karena memberikan bukti kausal yang kuat bahwa pembatasan tidur meningkatkan kemarahan dan meningkatkan frustrasi seiring waktu," kata Zlatan Krizan, profesor psikologi di Iowa State University di Ames, Iowa. 

Baca Juga: Demi Datangkan Lionel Messi, Manchester City Siap Berikan Tiga Bintangnya ke Barcelona

"Selain itu, hasil dari studi buku harian menunjukkan efek seperti itu di dalam kehidupan sehari-hari, saat orang dewasa muda melaporkan lebih banyak kemarahan di sore hari pada hari-hari mereka kurang tidur," sambungnya.

Para peneliti mencatat temuan tersebut menyoroti pentingnya mempertimbangkan reaksi emosional tertentu seperti kemarahan dan regulasinya dalam konteks gangguan tidur.

Penting sekali bukan masalah tidur itu. Kita sebagai warga Indonesia perlu bersyukur karena Bang Haji Rhoma Iramatelah mengingatkan kita sejak 1973 dari kawula muda hingga milenial.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah