Ilmuwan Sebut Orang yang Ngorok Saat Tidur Miliki Risiko Kematian Akibat Covid-19 3 Kali Lebih Besar

- 15 September 2020, 13:06 WIB
Ilustrasi orang yang sedang ngorok. /istockphoto
Ilustrasi orang yang sedang ngorok. /istockphoto /

 

PR BEKASI - Studi paling terbaru menemukan fakta bahwa para pendengkur atau orang yang ngorok saat tidur memiliki risiko kematian akibat Covid-19 tiga kali lebih besar.

Ilmuwan dari University of Warwick melakukan tinjauan terhadap 18 studi hubungan Sleep Apnea Obstruktif (OSA) dengan virus corona.

Mereka menemukan orang yang menderita OSA, adalah salah satu penyebab mendengkur yang dapat menyebabkan otot tenggorokan mengendur dan memblokir aliran pernapasan saat tidur.

Baca Juga: 9 Provinsi Sumbang 75 Persen Kasus Covid-19, Jokowi Minta Luhut Pandjaitan Selesaikan dalam 2 Pekan

Kondisi ini paling sering terjadi pada orang penderita diabetes, obesitas atau tekanan darah tinggi, yang juga meningkatkan risiko kematian jika tertular Covid-19.

Walaupun banyak ahli mengatakan bahwa penelitian dampak OSA pada pasien Covid-19 masih diperlukan. Namun kelompok peneliti yang dipimpin oleh Michelle Miller mengakui "tidak mengejutkan" jika mereka yang menderita OSA memiliki risiko yang lebih besar jika terkena Covid-19.

"Pasien Covid-19 harus lebih waspada jika mereka menderita OSA karena itu dapat menjadi risiko tambahan," ucap Miller seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Mail pada Selasa, 15 September 2020.

Baca Juga: Ikut Terdampak Covid-19, Kemendikbud Puji Perguruan Tinggi yang Alami Lompatan Berinovasi Selama PJJ

Miller juga menekankan agar semua melakukan tindakan pencegahan sebanyak mungkin dan bagi pasien harus tetap mematuhi pengobatannya untuk mengurangi risiko kematian karena virus ini.

"Covid-19 dapat meningkatkan stres oksidatif dan peradangan serta mempengaruhi kontrol pada tekanan darah dan semuanya itu berhubungan pada pasien penderita OSA," tuturnya.

Studi lain menemukan, pada 1,300 penderita diabetes sekaligus penderita OSA, risiko kematian mereka 2.8 kali lebih besar setelah tujuh hari dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Edhy Prabowo Tidak Hadir dalam Raker dengan DPR, Sekjen KKP Antam Novambar Hadir Mewakili

Para ilmuwan juga mengingatkan bahwa sekitar 85 persen orang dengan kondisi tersebut tidak terdiagnosis dan merasa mereka baik-baik saja.

Penderita sleep apnea dapat berhenti bernapas selama sekitar 10 detik sebanyak ratusan kali selama tidur.

Kondisi ini sangat berbahaya karena menyebabkan tubuhnya kekurangan oksigen. Pada wanita, kondisi ini terkadang bisa menyebabkan mendengkur saat hamil.

Baca Juga: Masih Belum Keluar dari Status Zona Merah, Kabupaten Bekasi Akan Berlakkukan PSBM

Pada banyak kasus, penderita tidak menyadari gejala sleep apnea. Beberapa gejala itu justru disadari oleh orang yang tidur sekamar dengan penderita. Beberapa gejala umum yang muncul saat penderita sleep apnea sedang tidur adalah:

1. Mengorok dengan keras.
2. Berhenti bernapas, selama beberapa kali ketika sedang tidur.
3. Tersengal-sengal berusaha mengambil napas saat sedang tidur.
4. Terbangun dari tidur akibat merasa tercekik atau batuk-batuk di malam hari.
5. Sulit tidur (insomnia).***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x