Gelombang Kedua Covid-19 Menyerang, Penelitian Ungkap Waktu Kematian Jadi Lebih Cepat

- 26 Oktober 2020, 06:15 WIB
Ilustrasi covid-19.
Ilustrasi covid-19. /pexel.com

PR BEKASI – Penelitian terbaru menunjukkan bahwa virus corona telah bermutasi dan pasien bisa meninggal lebih cepat daripada gelombang pertama. Hal ini diungkap lewat makalah SAGE beberapa waktu lalu.

Seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Mirror, The New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG) mengatakan, temuan itu bisa berarti Covid-19 sekarang menjadi lebih menular.

Tetapi, para peneliti Inggris mengatakan tidak memiliki kemampuan untuk mempelajari mutasi ini dan memahami apakah mutasi itu bisa berbahaya, seperti dilansir laman Mirror dari Mail Online pada Senin 26 Oktober 2020.

Para ilmuwan di NERVTAG, yang bekerja dengan kelompok penasehat ilmiah Pemerintah SAGE, mengatakan ada kemungkinan bahwa perubahan ini dapat meningkatkan kemampuan Covid-19 untuk menyebar.

Baca Juga: Beberapa Bioskop Telah Dibuka, PDIB Minta Gugus Tugas Covid-19 Pantau Protokol Kesehatannya 

"Di Inggris, para peneliti saat ini memantau apakah mutasi terjadi, tetapi tidak secara sistematis memeriksa apakah mutasi ini 'materi'. Ini adalah celah penting dalam pengetahuan kami,” tulis makalah tersebut.

Dalam makalah itu juga dijelaskan bahwa para peneliti saat ini kekurangan kemampuan (untuk melakukan pemantauan) di Inggris secara cepat dan sistematis menilai signifikansi biologis dari perubahan genetik yang terdeteksi.

Menurut data Covid-19 Clinical Information Network (CO-CIN), pasien virus corona di Inggris sekarang meninggal lebih cepat daripada fase pertama pandemi.

Hingga 1 Agustus, pasien meninggal rata-rata 13 hari setelah gejala seperti batuk, suhu tinggi atau hilangnya penciuman dan rasa mual.

Baca Juga: Targetkan Indonesia Jadi Pemain Andal Industri Halal, Kemenperin Dorong Sektor Manufaktur 

Sejak itu, periode turun menjadi rata-rata hanya enam hari pada perempuan.

Namun penurunan waktu telah dijelaskan oleh penurunan tingkat kematian, dengan lebih banyak pasien pulih dan oleh karena itu lebih sedikit kematian setelah pertempuran yang lama dengan virus.

Inggris telah melihat peningkatan jumlah kasus virus corona dalam beberapa pekan terakhir.

Para ahli memperkirakan 1 dari 130 orang di Inggris terjangkit virus dalam satu minggu. Kantor Statistik Nasional memperkirakan, antara 407.500 dan 459.300 orang di komunitas terkena virus kapan saja dalam seminggu hingga 16 Oktober.

Baca Juga: Cek Fakta: Hewan Peliharaan Dikabarkan Dapat Tertular Virus Corona Hingga Dibuang Pemiliknya 

Itu terjadi setelah Kepala Penasihat Ilmiah pemerintah memperingatkan Inggris sekarang dapat melihat 53.000 hingga 90.000 kasus virus korona baru per hari.

Berbicara pada konferensi pers No 10, Sir Patrick mempresentasikan model tentang infeksi baru per hari dari sub-kelompok SAGE, Scientific Pandemic Influenza Group on Modeling (SPI-M).

"Konsensus pemodelan menunjukkan bahwa antara 53.000 dan 90.000 infeksi baru per hari mungkin terjadi. Dan jelas dengan jumlah infeksi itu, Anda mengharapkan peningkatan rawat inap juga. Jumlah infeksi secara keseluruhan di seluruh negeri terus meningkat," ujarnya.

Jumlah total kasus virus corona yang dikonfirmasi di Inggris adalah 830.998.Menurut data terakhir, 44.571 orang telah meninggal dunia setelah tertular virus tersebut.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x