Populasinya Terancam, Gajah Lapar di Sri Lanka Kabur dari Hutan hingga Masuki TPA dan Makan Plastik

26 November 2020, 17:57 WIB
Ilustrasi kawanan gajah Sri Lanka. /Pixabay

 

PR BEKASI - Puluhan gajah di Sri Lanka 
seringkali ke luar dari hutan dan memasuki lahan pembuangan sampah disaat mereka merasa lapar.

Hal itu membuat pemerintah Sri Lanka memutuskan untuk menggali parit di sekitar tempat pembuangan sampah.

Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk mencegah kawanan gajah liar yang lapar masuk ke dalam tempat pembuangan sampah tersebut.

Baca Juga: Benarkah Meniup Makanan Saat Masih Panas Dilarang Rasulullah SAW? Begini Pemahamannya

Selain itu, penggalian juga dilakukan untuk mengurangi konflik antara hewan dan penduduk desa.

Diketahui, gajah-gajah itu akan terlihat mengobrak-abrik gundukan sampah untuk mencari sisa sayuran yang layu, fenomena di Kota Ampara Sri Lanka ini merupakan pemandangan asing bagi masyarakat sekitar.

salah satu permasalahan yang menjadi kekhawatiran pemerintah yakni gajah yang mencari makanan di tumpukan sampah, membuat para gajah ini juga menelan sampah plastik.

Baca Juga: Bela Luhut yang Ditunjuk Jadi Menteri KKP, Ruhut Sitompul: Jangan Ngebacot dan Nyinyir

Hal ini lah yang perlahan membunuh mereka, sehingga populasi gajah dapat terancam.

TPA Ampara didirikan sekitar satu dekade lalu di tengah kawasan yang menjadi rumah bagi 200 hingga 300 gajah.

Adanya pagar listrik tidak berfungsi untuk menjauhkan hewan-hewan liar dari sana.

Baca Juga: Indonesia Tidak Termasuk, UEA Setop Penerbitan Visa Baru bagi 13 Negara Berpenduduk Mayoritas Muslim

“Tidak ada rencana atau program yang tepat untuk ini,” kata PH Kumara, bagian dari Komite Petani Gal Oya, sebuah kelompok petani di wilayah sekitar Ampara, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari dari Reuters pada Rabu, 25 November 2020.

“Pemerintah telah mendirikan tempat pembuangan sampah di perbatasan zona perlindungan satwa liar. Setelah selesai, gajah liar dan hewan liar lainnya yang memakan sampah akan mati," katanya.

Pemerintah saat ini tengah mencoba memasang parit di sekitar fasilitas untuk mencegah hewan tersebut dapat memasuki wilayah pembuangan sampah.

Baca Juga: Pakai Plat Nomor RI 1 Palsu, Seunit Mobil Pajero Berusaha Terobos Gerbang Mabes Polri

Namun, penduduk desa yang hidup berdampingan dengan hewan liar mengatakan bahwa situasinya semakin buruk.

Karena, menurut Kumara, gajah yang tidak bisa masuk ke TPA akhirnya pergi ke desa tetangga dan merugikan penduduk di sana.

"Akibatnya, konflik manusia-gajah semakin parah dan kami kehilangan gajah yang merupakan aset nasional," kata Kumara, mengungkapkan.

Baca Juga: Polda Jabar Naikkan Status Kasus Acara Habib Rizieq di Megamendung

Diketahui, di Sri Lanka, tercatat ada sekira  budaya sepanjang tahun di negara ini.

Sehingga, di negara ini melakukan upaya untuk mempertahankan populasi gajah dinilai sangat krusial.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler