Punya Sinovac dan Sinopharm, China Akan Beli 100 Juta Vaksin Covid-19 dari BioNTech Jerman

16 Desember 2020, 20:08 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /PIXABAY

PR BEKASI - Perusaahaan asal China yang bergerak di bidang farmasi, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd akan membeli setidaknya 100 juta dosis vaksin Covid-19 dari BioNTech SE, Jerman.

Rencananya vaksin tersebut akan digunakan di China pada 2021 mendatang, jika vaksin tersebut telah mendapat persetujuan dari pemerintah.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Pemerintah China belum mengumumkan secara resmi terkait kesepakatan tersebut, dan masih bermitra dengan perusahaan lokal, yakni Sinovac Biotech Ltd. dan Sinopharm.

Baca Juga: Disebut Jadi Penyebab Kerumunan HRS, Mahfud MD: Siap Kang Ridwan Kamil, Saya yang Bertanggungjawab

Fosun mengatakan, akan mendapatkan 60 persen keuntungan kotor tahunan dari penjualan dosis vaksin yang akan dibuat dari bahan curah impor.

Sedangkan penjualan dosis vaksin impor yang siap pakai, Fosun menargetkan keuntungan sebesar 65 persen.

Untuk pasokan awal, Fosun akan memesan 50 juta dosis vaksin dan akan melakukan pembayaran di muka kepada BioNTech sebesar 250 juta euro atau setara Rp4.31 triliun, setengahnya dibayarkan pada 30 Desember, dan sisanya setelah persetujuan regulasi.

Baca Juga: China Malah Beli 100 Juta Dosis Vaksin Luar Negeri, Jansen: Kita Salah Beli Vaksin atau Gimana Ini?

Hal itu diungkapkan Fosun dalam pengajuan bursa saham Hong Kong pada Rabu, 16 Desember 2020.

Diketahui, vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech dan mitra AS Pfizer Inc telah diberikan kepada publik di Inggris dan Amerika Serikat, dan juga telah menerima persetujuan penggunaan darurat di beberapa negara lain.

Sedangkan China telah memberikan status penggunaan darurat kepada dua kandidat vaksin, yakni Sinovac Biotech Ltd. dan Sinopharm.

Baca Juga: Sering Dituduh Tak Baik oleh Warganet Soal Rumah Tangganya dengan Nadya, Rizki 2R: Yuk Sini Ketemu!

Pemerintah China juga menginzinkan penggunaan vaksin dari CanSino Biologics Inc untuk penggunaan militer.

Sementara itu, Shenzhen Kangtai Biological Products Co Ltd juga memiliki tujuan untuk memenuhi kapasitas vaksin yang cukup, dan berencana memproduksi setidaknya 100 juta dosis kandidat vaksin dari mitra Inggris AstraZeneca PLC hingga akhir tahun.

Kemudian, Tibet Rhodiola Pharmaceutical Holding Co mengatakan, telah setuju untuk menggandakan pasokan vaksin Sputnik-V di Rusia. Perusahaan berencana akan membuat dosis yang cukup untuk setidaknya 40 juta orang Rusia untuk digunakan tahun depan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Mahfud MD Penyebab Kerumunan FPI, Teddy Gusnaidi: Jangan Menyalahkan Pihak Lain!

Fosun juga diketahui telah membawa dua kandidat vaksin Covid-19 dari BioNTech ke dalam uji klinis di China. Namun, kedua kandidat vaksin tersebut belum menerima persetujuan regulasi.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler