Covid-19 Bermutasi, Inggris Ajak Indonesia Lacak Varian Baru Virus Corona yang Semakin Menyebar

30 Januari 2021, 12:42 WIB
Ilustrasi bendera Inggris. /Pixabay/Nerivill

PR BEKASI – Dengan semakin menyebarnya varian baru Covid-19 dari hasil mutasi, Inggris membuka kesempatan bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk berkolaborasi dalam melacak varian baru virus tersebut.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock yang disampaikan oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, 30 Januari 2021.

Hal tersebut diharapkan dapat membantu negara-negara di dunia dalam mengidentifikasi mutasi pada virus.

Inisiatif kerja sama bernama Platform Penilaian Varian Baru itu akan menjadi peringatan dini mengenai kemungkinan penyebaran varian baru Covid-19, melalui pengurutan genom (genome sequencing).

Baca Juga: Data Terbaru Sebut Bayi yang Lahir dari Ibu Terinfeksi Covid-19 Kebal dari Virus Corona

"Tawaran baik ini merupakan pujian terhadap upaya yang mengagumkan yang sudah dilakukan di Indonesia oleh Kementerian Ristek dan Lembaga Eijkman, yang telah memiliki kemampuan untuk pengurutan genom virus," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Platform Penilaian Varian Baru akan dipimpin oleh Badan Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE), Institut Perlindungan Kesehatan Nasional (NIHP).

Selain itu, para mitra juga akan berkontribusi dalam kerja sama tersebut, termasuk Kelompok Kerja Laboratorium Global SARS CoV-2 di bawah naungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Mereka akan bekerja secara langsung terhadap sampel yang dikirimkan dari luar negeri, atau akan memberikan nasihat dan dukungan ahli secara daring jika negara mitra sudah memiliki kemampuan di bidang ini namun meminta bantuan lebih lanjut," kata Duta Besar Inggris.

Baca Juga: Beli Jam Tangan Naga Super Mewah di Olshop yang Datang Ternyata Jam Beginian, Pembeli Kecewa

"Tawaran tersebut dapat mencakup pelatihan dan sumber daya serta personel dan peralatan," katanya menambahkan.

Matt Hancock, menyebut bahwa platform ini tidak hanya membuat negara-negara mempunyai pemahaman lebih mengenai Covid-19 serta pola penyebarannya, namun juga akan meningkatkan kemampuan global agar siap menghadapi kasus serupa di masa mendatang.

Virus varian baru Covid-19, yang dinamai jenis B.1.1.7, terdeteksi pertama kali di Inggris pada November 2020, hampir satu tahun setelah pandemi pertama kali menyebar ke seluruh dunia.

Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) diyakini muncul sejak September 2020.

Baca Juga: Usai Dinyatakan Sembuh dari Covid-19, Gubernur Jawa Timur Khofifah Langsung Menjalani Aktivitas

Bagaimanapun, Inggris menyebut bahwa virus Covid-19 jenis baru yang seringkali dirujuk sebagai "varian Inggris" tersebut tidak berarti sudah pasti berasal dari negaranya.

"Inggris melakukan jauh lebih banyak pengujian genom daripada negara lain.  Lebih dari 50% dari total sekuens yang diselesaikan di seluruh dunia. Jadi sangat masuk akal bahwa Inggris akan seringkali menjadi negara yang sering menemukan varian baru," kata Dua Besar Inggris.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler