PR BEKASI - Pemerintah Pakistan pada Senin, 19 April 2021 mendesak Taliban agar tetap terlibat proses perdamaian Afghanistan.
Hal itu disampaikan setelah Taliban menyatakan akan menghindari pertemuan puncak intra-Afghanistan hingga semua pasukan asing ditarik pergi dari negara tersebut.
Keputusan itu diambil setelah Amerika Serikat pada pekan lalu mengatakan akan menarik semua tentaranya pada 11 September tahun ini.
Proses itu ternyata lebih lambat karena Washington sebelumnya menetapkan tenggat 1 Mei untuk melakukan hal tersebut.
"Mereka mengambil keputusan sendiri tetapi kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk meyakinkan mereka bahwa adalah kepentingan nasional mereka untuk tetap terlibat," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi saat diwawancara Reuters di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Selasa, 20 April 2021 seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com.
Menurut Qureshi, penolakan tersebut telah mengacaukan proses perdamaian dengan Turki yang sebelumnya sudah dijadwalkan pada Sabtu untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak yang diharapkan para diplomat dapat menciptakan momentum baru menuju penyelesaian politik antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.
Baca Juga: Gelombang Tsunami Covid-19 Terjang India, Mayat-mayat Bergelatakan di Luar Rumah Sakit
Perlu diketahui bahwa Taliban telah memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001 ketika mereka digulingkan oleh pasukan pimpinan AS.
Qureshi mengatakan penundaan penarikan selalu dimungkinkan karena alasan logistik. Namun dia menilai telah berhasil meraih tujuannya untuk mendepak pasukan asing dari Afghanistan.
“Pasukan akan keluar dan tanggal telah diberikan serta proses dimulai pada 1 Mei dan berlangsung hingga 11 September sehingga ada kerangka waktu yang pasti,” ucapnya.
Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Sudah Berlangsung Selama 2 Hari, Pemkab Garut Akan Pastikan Perketat Prokes
Menurutnya, karena sudah ada komitmen perihal penarikan pasukan, Taliban harus menunjukkan sikap yang lebih lentur dan luwes. Qureshi yakin Taliban bakal memperoleh manfaat dengan tetap terlibat dalam pembicaraan damai.
Qureshi khawatir jika pembicaraan damai tetap menemui jalan buntu, aksi kekerasan dapat meningkat. Hal itu dapat menjerumuskan Afghanistan dalam perang saudara dan memicu eksodus warga.
Pakistan diketahui berperan dalam proses perdamaian yang dicapai Taliban dengan AS di Doha, Qatar, pada awal tahun lalu. Dalam kesepakatan itu, Washington menyatakan siap menarik pasukannya dari Afghanistan.***