PR BEKASI - Pencarian KRI Nanggala-402 masih terus dilakukan, sehubungan dengan habisnya prediksi cadangan oksigen di kapal selam tersebut.
Seorang ahli pertahanan Indonesia menyampaikan, awak kapal Nanggala-402 masih mungkin dapat ditemukan dalam kondisi hidup.
Namun, dia menjelaskan, jika kapal selam Nanggala-402 berada di palung laut sepanjang 700 meter, mereka akan kesulitan bertahan.
"Karena tekanan bawah air akan menyebabkan keretakan dan pecahnya lambung baja,” kata Connie Rahakundini Bakrie, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Sabtu, 24 April 2021.
Kementerian Pertahanan mengungkapkan, kapal selam Nanggala-402 bergabung dengan armada Indonesia pada tahun 1981.
Kemudian menjalani reparasi di Korea Selatan yang selesai pada 2012, kondisi kapal pun dinyatakan dalam keadaan baik.
Baca Juga: Nahas! Menteri Transportasi Argentina Tewas Usai Kecelakaan Tunggal di Tengah Badai
Istri dari salah satu awak kapal mengharapkan kondisi suaminya baik-baik saja.
“Saya berharap mereka ditemukan masih hidup,” kata Berda Asmara, istri awak kapal Guntur Ari Prasetyo, 39 tahun, yang telah berlayar di Nanggala selama 10 tahun.
Dia menceritakan bahwa dirinya sempat melakukan panggilan video dengan suaminya tersebut.
Baca Juga: Pemkab Bandung Siap Buka Tempat Wisata Saat Libur Lebaran dengan Prokes Ketat
"Dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan pergi berlayar dan meminta saya untuk berdoa untuknya," ucapnya mengenang komunikasi terakhir mereka.
Natalie Sambhi, seorang ahli militer dan keamanan Indonesia di Verve Research, mengatakan skenario kasus terbaik adalah bahwa kapal selam itu tidak terlalu dalam.
Akan tetapi, tantangan yang dihadapi sangat besar, ketika memperhitungkan tingkat oksigen untuk jumlah kru kapal yang sebenarnya.
"Kemudian waktu yang dibutuhkan untuk menemukan lokasi, penilaian pemulihan, kemudian keterlibatan dalam pemulihan itu, garis waktu itu terlihat lebih lama," ujarnya.
Lebih lanjut, Australia, India, Malaysia, Singapura, dan Amerika Serikat telah mengirimkan kapal atau pesawat khusus sebagai tanggapan atas permintaan bantuan Indonesia.
Militer AS mengirim pesawat P-8 Poseidon untuk membantu pencarian kapal selam.
Pada hari Jumat, Pentagon mengatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah berbicara dengan mitranya dari Indonesia dan menawarkan dukungan tambahan.
Tawaran tersebut agar mereka dapat mencakup aset pencarian bawah laut.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bahwa, AS akan mendukung upaya pencarian.
"Amerika Serikat akan melakukan segala kemungkinan untuk mendukung upaya pencarian dan penyelamatan Indonesia," terang seorang juru bicara.
Dilaporkan dua kapal Angkatan Laut Australia sedang menuju ke daerah pencarian termasuk fregat dengan kemampuan sonar khusus.
Pihak Indonesia sendiri mengoperasikan lima kapal selam, dua Type 209 buatan Jerman termasuk Nanggala dan tiga kapal Korea Selatan yang lebih baru.***