YouTuber Malaysia Ditahan Usai Kritik Penerapan PKP Nasional di Negaranya yang Dinilai Gunakan Kata Tak Pantas

12 Mei 2021, 14:43 WIB
YouTuber Malaysia bernama Apit Wan Lebo ditahan usai berikan kritik soal penerapan PKP nasional karena dinilai gunakan kata tak pantas. /Facebook/ Apit Wan Lebo

PR BEKASI - Seorang YouTuber Malaysia bernama Apit Wan Lebo ditahan pada Senin, 10 Mei 2021 setelah merilis video di Facebook yang secara terbuka mengkritik pemerintah negaranya karena menerapkan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) secara nasional.

Menurut Kepala Polisi Perak Datuk Mior Faridalathrash Wahid, Apit Wan Lebo ditangkap pada pukul 11 malam waktu setempat setelah dia muncul di kantor polisi Batu Gajah untuk bersaksi dan dibebaskan dengan jaminan polisi, lapor Astro Awani .

Ia mengatakan bahwa Apit Wan Lebo telah merilis video yang dinilai tidak pantas dan menggunakan kata-kata yang tidak senonoh sekaligus mengkritik pemerintah.

Baca Juga: Malaysia Terapkan Lockdown Usai Dihantam Gelombang 3 Covid-19, KRJI Kuching: PMI dan WNI Wajib Patuh

Video empat menit yang diunggah di akun Facebook Apit Wan Lebo ini telah dibagikan kembali oleh lebih dari 15.000 pengguna, mengumpulkan 45.000 suka dan 4.500 komentar pada saat penulisan.

Dalam video tersebut, dia diduga mengkritik penerapan PKP sekaligus para pejabat negaranya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari World of Buzz pada Rabu, 12 Mei 2021.

Investigasi sekarang sedang dilakukan berdasarkan Seksyen 504 Kanun Keseksaan, Seksyen 233 dari Akta Komunikasi dan Multimedia, dan Bagian 14 dari Akta Pelanggaran Ringan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak Naik, Para Ahli Ingatkan Malaysia Gelombang Keempat Bisa Hantam Layaknya Tsunami

Sementara itu, Mior Faridalathrash mengatakan, pihaknya akan menyerahkan berkas pemeriksaan ke kantor Wakil Jaksa Penuntut Umum untuk ditindaklanjuti.

Seperti diketahui Malaysia pada Senin memberlakukan Lockdown nasional baru atau PKP ketiga, ketika negara itu bergulat dengan lonjakan kasus virus corona dan varian yang sangat menular, yang menurut pemerintah sedang menguji sistem kesehatan negara itu.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan semua perjalanan antar negara bagian dan antar distrik akan dilarang, begitu juga dengan pertemuan sosial, lapor Reuters.

Baca Juga: Kemenkes RI Jadikan Malaysia Contoh Buruk Kenaikan Kasus Covid-19 Varian Baru, Media Malaysia Buka Suara

Institusi pendidikan akan ditutup tetapi sektor ekonomi akan dibiarkan terus berlanjut, kata Muhyiddin, tanpa merinci lebih lanjut.

"Malaysia menghadapi gelombang ketiga Covid-19 yang dapat memicu krisis nasional," kata Muhyiddin dalam sebuah pernyataan.

Ia menyatakan bahwa tindakan penguncian akan berlanjut hingga 7 Juni.

PM Muhyiddin mengatakan penguncian diperlukan karena adanya varian virus corona baru dengan tingkat infeksi yang lebih tinggi dan kendala yang berkembang pada sistem kesehatan masyarakat.

Malaysia telah mencatat lonjakan infeksi Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir, dengan laporan 3.807 kasus baru pada Senin.

Secara total, negara Asia Tenggara itu telah mencatat 444.484 kasus dan 1.700 kematian. Malaysia berada dalam keadaan darurat, yang diumumkan oleh Muhyiddin pada Januari untuk mengekang penyebaran Covid-19.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: REUTERS World Of Buzz

Tags

Terkini

Terpopuler