130 Pejabat AS Alami Cedera Otak Misterius yang Dinamai Sindrom Havana, Diduga Efek Serangan Gelombang Mikro

14 Mei 2021, 15:51 WIB
130 pejabat AS dilaporkan alami cedera otak misterius yang dinamai sindrom Havana yang diduga efek dari gelombang mikro. /Farbmanlaw


PR BEKASI – Sebanyak 130 lebih pejabat Amerika Serikat (AS) diketahui mengalami insiden berupa cedera otak yang tidak dapat dijelaskan yang dikenal sebagai Sindrom Havana.

Menurut laporan The New York Times, 13 pejabat tersebut terdiri dari para diplomat, intelijen, dan pejabat Pentagon.

Bahkan, beberapa kasus Sindrom Havana tersebut diketahui telah terjadi dalam beberapa minggu terakhir ini.

Diketahui, tiga petugas CIA telah melaporkan gejala serius sejak Desember 2020 setelah mereka melakukan perjalanan dinas ke luar negeri.

Baca Juga: Konflik Israel dan Palestina, Dubes AS Nyatakan Amerika Serikat Siap Ambil Posisi

Mereka kemudian menjalani perawatan rawat jalan di rumah sakit militer Walter Reed di Washington DC.

Mark Zaid, yang mewakili beberapa mantan pejabat yang menderita Sindrom Havana, mengatakan dia telah dihubungi oleh lebih banyak orang yang percaya bahwa mereka telah terpengaruh.

“Jumlah kasus yang dilaporkan dalam beberapa minggu terakhir sekitar 70 kasus. Jumlahnya pasti meningkat,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian.

Pejabat AS mengkonfirmasi bahwa masih ada kasus baru Sindrom Havana yang sedang sedang dilakukan peninjauan.

Baca Juga: Ternyata Alasan Pangeran Harry dan Meghan Markle Pindah ke AS, demi Putus Siklus Penderitaan di Kerajaan

Tetapi, dirinya memperingatkan bahwa publisitas yang diberikan untuk kasus Sindrom Havana sebelumnya telah membuat beberapa orang menafsirkan kembali gejala yang mereka derita.

“Mereka bertanya-tanya apakah mereka mungkin menjadi korban dari beberapa bentuk serangan yang sebelumnya tidak mereka alami. Jadi jumlah kasus baru tidak serta merta mencerminkan jumlah kasus baru,” katanya.

Diketahui, sejak tahun lalu beberapa diplomat As di Kuba dan China mengaku menderita cedera otak yang disebut Sindrom Havana.

Pada bulan Desember lalu, Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional menerbitkan sebuah laporan yang mengatakan bahwa Sindrom Havana kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa bentuk serangan gelombang mikro.

Baca Juga: Mantan Capres AS Ini Dukung Israel Secara Terang-terangan, Warganet Ramai Beri Kecaman: Anda Psikopat

Cheryl Rofer, mantan ahli kimia di Laboratorium Nasional Los Alamos, telah mempertanyakan kesimpulan penelitian tersebut.

Diketahui penelitian tersebut didapat dari wawancara dengan para korban dan beberapa ahli bahwa semacam senjata gelombang mikro yang dikembangkan oleh musuh bertanggung jawab atas sindrom Havana,” katanya.

Menurutnya, bukti efek gelombang mikro dari tipe yang dikategorikan sebagai Sindrom Havana sangat lemah.

“Tidak ada pendukung ide yang menjelaskan bagaimana senjata itu akan bekerja. Tidak ada bukti yang ditawarkan bahwa senjata semacam itu dikembangkan oleh negara manapun,” katanya.

Dirinya menambahkan, untuk mencari kebenaran terkait klaim luar biasa tersebut membutuhkan bukti luar biasa, dan tidak ada bukti yang ditawarkan untuk mendukung keberadaan senjata misterius ini.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler