Tiga Peneliti Lab Virologi Wuhan Telah Minta Perawatan ke RS sebelum Wabah Covid-19 Terjadi

26 Mei 2021, 13:05 WIB
Tiga peneliti dari Institut Virologi Wuhan China mencari perawatan di rumah sakit pada November 2019. /Thomas Peter/REUTERS

PR BEKASI - Tiga peneliti dari Institut Virologi Wuhan (WIV) China sempat mencari perawatan di rumah sakit pada November 2019, beberapa bulan sebelum China mengungkap pandemi Covid-19.

Hal tersebut dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ) pada Minggu, 23 Mei 2021, mengutip dari laporan intelijen Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya dirahasiakan. .

Surat kabar itu mengatakan laporan itu berisi rincian tentang jumlah peneliti yang terkena dampak, waktu penyakit mereka dan waktu kunjungan RS mereka.

Hal ini dapat menambah bobot seruan untuk penyelidikan yang lebih besar apakah virus Covid-19 lolos dari laboratorium tersebut.

Baca Juga: Ribuan Warga Wuhan Berpesta di Festival Musik Tanpa Masker, Diklaim Telah Bebas Covid-19

Laporan itu datang pada malam pertemuan badan pembuat keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang diperkirakan akan membahas tahap selanjutnya dari penyelidikan tentang asal-usul Covid-19.

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional tidak mengomentari laporan Journal tetapi mengatakan pemerintah Biden terus memiliki "pertanyaan serius tentang hari-hari pada awal pandemi Covid-19, termasuk asal-usulnya di Republik Rakyat China".

Dia mengatakan pemerintah AS sedang bekerja dengan WHO dan negara anggota lainnya untuk mendukung evaluasi berbasis ahli tentang asal-usul pandemi "yang bebas dari campur tangan atau politisasi".

"Kami tidak akan membuat pernyataan yang merugikan studi WHO yang sedang berlangsung ke dalam sumber Sars-CoV-2," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One pada Rabu, 26 Mei 2021.

Baca Juga: Penerbangan Jakarta-Wuhan Sudah Dibuka Kembali, Simak Jadwalnya

"Tapi kami sudah jelas bahwa teori yang masuk akal dan secara teknis dapat dipercaya harus dievaluasi secara menyeluruh oleh para ahli internasional," sambungnya.

Journal mengatakan pejabat saat ini dan mantan yang mengetahui intelijen tentang peneliti laboratorium mengungkapkan berbagai pandangan tentang kekuatan bukti pendukung laporan, dengan satu orang yang tidak disebutkan namanya mengatakan itu membutuhkan "penyelidikan lebih lanjut dan pembuktian tambahan".

AS, Norwegia, Kanada, Inggris, dan negara-negara lain pada bulan Maret menyatakan keprihatinan tentang studi asal-usul Covid-19 yang dipimpin WHO, dan menyerukan penyelidikan lebih lanjut dan akses penuh ke semua data terkait manusia, hewan, dan lainnya tentang tahap awal wabah.

Washington ingin memastikan kerja sama dan transparansi yang lebih besar oleh China, menurut sumber yang mengetahui upaya tersebut.

Baca Juga: Gagal Temukan Asal-Usul Covid-19 di Wuhan, WHO: Ada Kemungkinan Virus Sudah Ada Sebelum Wabah

Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar pada hari Minggu.

Pada hari Minggu, Kementerian Luar Negeri China mencatat bahwa tim yang dipimpin WHO telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin terjadi setelah kunjungan pada bulan Februari ke institut virologi.

"AS terus menggembar-gemborkan teori kebocoran laboratorium," kata kementerian itu menanggapi permintaan komentar dari Journal.

"Apakah mereka benar-benar peduli tentang melacak sumber atau mencoba mengalihkan perhatian?" sambungnya.

Baca Juga: Gagal Temukan Asal-usul Covid-19, WHO Pastikan Bukan dari Kebocoran Laboratorium Wuhan

Pemerintahan Trump mengatakan pihaknya mencurigai virus itu mungkin telah melarikan diri dari laboratorium China, yang lantas dibantah oleh China.

Lembar fakta Departemen Luar Negeri yang dirilis menjelang akhir pemerintahan Trump mengatakan "pemerintah AS memiliki alasan untuk percaya bahwa beberapa peneliti di dalam WIV jatuh sakit pada musim gugur 2019, sebelum kasus wabah pertama yang diidentifikasi, dengan gejala yang konsisten dengan kedua Covid-19 dan penyakit musiman yang umum ". Tidak disebutkan berapa banyak peneliti.

China menolak memberikan data mentah tentang kasus awal Covid-19 kepada tim yang dipimpin WHO yang menyelidiki asal-usul pandemi, menurut salah satu penyelidik tim tersebut, lapor Reuters pada Februari, berpotensi mempersulit upaya untuk memahami bagaimana wabah itu dimulai.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Asia One

Tags

Terkini

Terpopuler