Perusahaannya Dicap AS Lakukan Kerja Paksa kepada Awak Kapal Indonesia, China Murka

3 Juni 2021, 09:05 WIB
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin menyebut tuduhan AS terkait perusahaan penangkapan ikan asal China, Dalian Ocean Fishing yang memerintahkan awak kapal asal Indonesia melakukan kerja paksa di puluhan kapalnya dengan semena-mena adalah tak berdasar. /Kyodo

PR BEKASI - Badan Bea Cukai Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 28 Mei 2021 mengumumkan akan melarang impor seluruh produk laut dari perusahaan penangkap ikan asal China, Dalian Ocean Fishing.

Hal tersebut karena Dalian Ocean Fishing diduga memerintahkan awak kapal asal Indonesia untuk melakukan kerja paksa di puluhan kapalnya dengan semena-mena.

Awak kapal Indonesia tersebut bahkan dikabarkan kerap mengalami kekerasan fisik, ditahan upahnya, dijerat dengan utang serta bekerja dan hidup dalam kondisi yang mengenaskan.

Baca Juga: 188 Awak Kapal Pesiar World Dream Asal Indonesia Dipulangkan Terkait Antisipasi Virus Corona 

Menteri Keamanan AS, Alejandro Mayorkas mengatakan perusahaan yang mengeksploitasi pekerja mereka tidak memiliki tempat dalam melakukan bisnis di AS.

“Produk yang dibuat dari kerja paksa tidak hanya mengeksploitasi awak kapal, tetapi juga merugikan bisnis Amerika dan membuat konsumen melakukan pembelian yang tidak etis,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Free Malaysia Today.

Menurutnya, Badan Bea Cukai AS memiliki hasil investigasi yang membuktikan telah terjadi kerja paksa, pemotongan upah serta kondisi kerja dan kehidupan yang sewenang-wenang di atas kapal Dalian Ocean Fishing.

Baca Juga: Bak Gunung Es, ABK WNI Jadi Korban Kerja Paksa Lagi di Kapal Tiongkok Hingga Terapung 7 Jam di Laut 

Dalam sehari, para awak kapal Indonesia tersebut hanya dibayar sebagian kecil dari gaji yang dijanjikan sebesar 300 dolar AS per bulan atau senilai Rp4.2 juta.

“Hasil investigasi kami menunjukkan awak kapal Indonesia bekerja selama 18 jam dalam sehari, gaji yang dipotong, tidak berlabuh di pelabuhan selama lebih dari setahun, dan diberi air asin untuk minum,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Global Times mengabarkan Kementerian Luar Negeri China pada Senin, 31 Mei 2021 menyatakan dibuat murka dengan tuduhan AS tersebut.

Baca Juga: RMAF Kerahkan Jet untuk Kepung Pesawat Militer China di Wilayah Malaysia 

“Klaim AS terhadap kerja paksa dalam operasional perusahaan penangkapan ikan China sangat tidak konsisten dengan fakta dan murni rekayasa,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.

Dirinya menambahkan larangan impor produk laut tersebut tak berdasar karena Dalian Ocean Fishing tidak pernah menjual apa pun ke AS.

“AS hanya mencoba membuat keributan tentang masalah ini. Faktanya, tidak ada produk yang ditahan,” katanya.

Baca Juga: Guru di China Dilaporkan, Lakukan Pelecehan Seksual pada Beberapa Siswa Sejak 2001 

Wang Wenbin mengatakan bahwa AS telah mengarang kebohongan dalam upaya untuk menindak perusahaan-perusahaan asal negeri tirai bambu secara tidak masuk akal.

“China dengan tegas menentang manipulasi politik, dan meminta AS untuk menghormati fakta dasar dan mencabut keputusan yang salah,” katanya.

“China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan China,” tambahnya.

Diketahui, Dalian Ocean Fishing telah beberapa kali dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia oleh kelompok lingkungan.

Baca Juga: Digigit Ular Berbisa Saat Akan Buat Minuman Anggur Ular, Pria Asal China Dalam Kondisi Kritis 

Pada tahun lalu, dikatakan salah satu kapal milik perusahaan tersebut, Long Xing 629 telah menolak perawatan medis untuk empat awak kapal yang menderita penyakit yang tidak ditentukan

Tiga tewas di atas kapal dan mayat mereka dibuang ke laut, sementara yang keempat meninggal setelah pulang ke Korea Selatan.

Selain itu, kelompok-kelompok tersebut mengatakan kapal tersebut terlibat dalam penangkapan hiu skala besar secara ilegal untuk diambil siripnya.***

 
Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Global Times Free Malaysia Today

Tags

Terkini

Terpopuler