Naftali Bennet Resmi Jadi PM Israel, Hamas: Tak Mengubah Pandangan Kami Soal Entitas Zionis

14 Juni 2021, 12:56 WIB
Hamas mengaku tak mengubah pandangannya soal entitas zionis seiring soroti Naftali Bennett yang jadi PM Israel saat ini. //MARC ISRAEL SELLEM/THE JERUSALEM POST

 

PR BEKASI - Israel tengah menjadi sorotan publik sejak awal pemilihan Perdana Menteri (PM).

Baru-baru ini Naftali Bennett dilaporkan mendapat perolehan suara lebuh unggul. Sehingga, resmi dinyatakan sebagai pengganti Benjamin Netanyahu.

Sebelumnya, kontroversi soal pergantian PM Israel mencuat ke publik.

Ternyata, tidak semua pihak menganggap kehadiran Naftali Bennet sebagai PM Israel baru, sebagai perubahan.

Baca Juga: Perebutkan Kursi PM Israel, Perolehan Suara Naftali Bennet dengan Benjamin Netanyahu Beda Tipis

Beberapa menganggapnya sebagai pergantian pimpinan saja tanpa adanya perubahan agenda apapun ke depannya.

Salah satu kelompok yang beranggapan seperti itu adalah Hamas.

Belum lama ini bertempur dengan Israel selama 11 hari akibat isu penggusuran Sheikh Jarrah, Hamas mengganggap Israel tak akan berubah di bawah Bennett. Dengan kata lain, Israel akan tetap "menjajah" Palestina.

"Apapun bentuk dari pemerintahan baru di Israel, hal itu tidak akan mengubah pandangan kami soal entitas Zionis itu," kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Senin, 14 Juni 2021.

Baca Juga: Joe Biden Ucapkan Selamat pada Naftali Bennett, Tegaskan Akan Tetap Dukung Keamanan Israel

Karena pandangan Hamas terhadap Israel konsisten, Barhoum mengatakan organisasinya juga belum berniat menghentikan serangan ke negeri bintang daud itu.

Selanjutnya, iaa berkata bahwa Israel adalah entitas penjajahan dan kolonialisme sehingga hanya bisa dilawan dengan kekuatan demi hak Palestina.

Administrasi Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberikan pernyataan senada.

Mereka berkata, pandangan Palestina terhadap Israel tidak akan berubah kecuali ada perubahan terkait status Yerusalem.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Terancam Lengser, Tuduh Koalisi Naftali Bennett Wujud Kecurangan Pemilu Israel

Saat ini, Yerusalem dinyatakan sebagai ibu kota Israel di mana mendapat legitimasi dari mantan Presiden Amerika Donald Trump.

"Apa yang terjadi di Israel adalah urusan internal mereka. Posisi kami tetap jelas. Apa yang kami inginkan adalah negara Palestina di garis batas 1967 dengan Yerusalem menjadi ibu kotanya," kata juru bicara Mahmoud Abbas.

Sementara itu, Benjamin Netanyahu, yang dilengserkan oleh Bennet, mengatakan dirinya tidak akan hilang waktu yang lama. Dia akan segera kembali ke kancah perpolitikan Israel, cepat atau lambat.

"Jika takdir membuat kami menjadi oposisi yang baru, maka kami akan menjalankan fungsi itu sepenuh hati hingga berhasil menggantikan (pemerintahan baru)," kata Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Para Rabi di Israel Rilis Surat Terbuka, Tolak Naftali Bennett Jadi Perdana Menteri

Sebelumnya, Netanyahu pernah mengatakan Israel akan hancur di bawah Bennett yang ia sebut pengkhianat

Diberitakan sebelumnya, Naftali Bennet secara de facto menggantikan Benjamin Netanyahu pada Ahad kemarin.

Parlemen Israel mengesahkan susunan pemerintahan baru usai voting dengan perolehan suara 60-59.

Adapun pemerintahan itu, selain diisi kubu sayap kanan yang dibawa Bennett, juga berisi kubu kiri, sentris, dan Partai Arab.

Namun, Naftali Bennett belum banyak berbicara mengenai kebijakannya terhadap Palestina.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler