Istana Kepresidenan Afghanistan Diserang Roket Saat Gelar Salat Idul Adha, Taliban Diduga Bertanggung Jawab

21 Juli 2021, 09:57 WIB
Tiga buah serangan roket yang diduga diluncurkan oleh Al Qaeda menyerang kawasan di dekat istana kepresidenan Afghanistan pada Selasa, 20 Juli 2021 pagi waktu setempat saat sedang dilaksanakan salat Idul Adha. /Reuters

 

PR BEKASI - Lebih dari tiga roket jatuh di luar istana kepresidenan Afghanistan di Kabul ketika Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani bersama para pejabat tinggi lain mengadakan salat Idul Adha pada Selasa, 20 Juli 2021 pagi waktu setempat.

Sampai artikel ini dibuat, kelompok bersenjata di yang menguasai Afghanistan, Taliban yang diduga melakukan serangan roket tersebut belum menyampaikan pertanggungjawabannya.

Namun, serangan tersebut merupakan serangan roket pertama di Kabul sejak Taliban melancarkan serangkaian serangan bertepatan dengan penarikan terakhir pasukan asing dari negara yang dilanda perang itu.

Keheningan hari raya Idul Adha dihancurkan oleh ledakan roket yang terdengar di zona hijau yang dijaga ketat, yang menampung istana kepresidenan dan beberapa kedutaan, termasuk kedubes Amerika Serikat.

Baca Juga: Pakistan Desak Taliban untuk Tetap Terlibat dalam Proses Perdamaian Afghanistan

Dalam sebuah video yang diposting di halaman Facebook resmi istana kepresidenan Afghanistan, terlihat beberapa pria yang tengah salat langsung berdiri meninggalkan shaf salat setelah terdengar suara ledakan roket yang sangat kuat.

Namun, mayoritas pria yang berada di halam istana kepresidenan tersebut terus melaksanakan salatnya, bahkan ketika roket mendesis di atas kepala dan meledak di dekatnya.

Presiden Ashraf Ghani, yang mengenakan pakaian tradisional Afghanistan dan sorban, tampaknya tidak bergeming saat melanjutkan ritual salat.

"Taliban telah membuktikan bahwa mereka tidak memiliki keinginan dan niat untuk perdamaian," katanya dalam pidato sesudah salat Idul Adha, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Sabah, Rabu, 21 Juli 2021.

Baca Juga: Perang Terlama Akan Berakhir, Joe Biden Tarik Pasukan AS di Afghanistan Sebelum 11 September

Mirwais Stanikzai, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan tiga roket telah ditembakkan dari sebuah truk pikap, tetapi satu gagal meledak.

"Berdasarkan informasi awal kami sebanyak tiga roket telah ditembak ke arah Kabul, beruntung tidak ada korban jiwa dalam serangan ini," katanya.

Diketahui, serangan roket yang diduga dilakukan oleh Talibat tersebut bukanlah yang pertama kali menargetkan istana kepresidenan di Kabul.

Pada tahun lalu, istana diserang oleh kelompok teroris Daesh ketika ratusan orang berkumpul untuk pelantikan Ashraf Ghani untuk masa jabatan kedua sebagai presiden, mendorong beberapa orang untuk melarikan diri.

Baca Juga: Bom Mobil Meledak di Afghanistan, 7 orang Tewas dan 50 lainnya Terluka

Taliban telah mengumumkan gencatan senjata selama hari-hari besar Islam yang lalu, menawarkan kelonggaran bagi warga Afghanistan yang dapat mengunjungi keluarga dengan relatif aman, tetapi tidak ada tawaran seperti itu yang dibuat pada kesempatan ini.

Ibrahim Bahiss, konsultan International Crisis Group, mengatakan serangan hari Selasa itu simbolis, dimaksudkan untuk menunjukkan jangkauan gerilyawan yang beroperasi di Afghanistan.

"Fakta bahwa mereka mendarat begitu dekat dengan istana presiden menunjukkan bahwa serangan-serangan ini berpotensi menjadi sangat mematikan," tambahnya.

Taliban telah memanfaatkan tahap terakhir penarikan AS dan pasukan asing lainnya dari Afghanistan untuk meluncurkan kampanye besar-besaran, merebut sejumlah distrik, penyeberangan perbatasan, dan mengepung ibu kota provinsi.

Kecepatan dan kemudahan serangan Taliban merupakan pukulan psikologis besar-besaran bagi pemerintah Afghanistan.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler