Kabul Lagi-lagi Jadi Sasaran 23 Serangan Roket, 8 Warga Sipil Afghanistan Tewas

- 21 November 2020, 21:51 WIB
Peta yang menunjukkan lokasi Kota Kabul, Afghanistan.
Peta yang menunjukkan lokasi Kota Kabul, Afghanistan. /Foto: Gandhara/Gandhara

PR BEKASI – Serangan roket kembali menghantam ibu kota Afghanistan, Kabul yang menewaskan sedikitnya delapan warga sipil dan melukai puluhan lainnya pada Sabtu, 21 November 2020.

Diketahui, sebanyak 23 roket telah menghantam Zona hijau yang dijaga ketat sebagai lokasi kedutaan besar dan perusahaan internasional banyak bermarkas di sana.

Tariq Arian, juru bicara kementerian dalam negeri, mengatakan "teroris" memasang roket di truk kecil dan meledakkannya, menambahkan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui bagaimana kendaraan itu masuk ke dalam kota tanpa terdeteksi.

Baca Juga: Menantu Habib Rizieq Sebut Pemenggalan Prancis, Habib Husin: Gak Mantu Gak Mertua Sama Kualitasnya! 

"Berdasarkan informasi awal delapan orang tewas dan 31 lainnya luka-luka," kata Tariq Arian yang menambahkan jumlah korban akan terus berubah.
 
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, juru bicara polisi Kabul Ferdaws Faramarz mengonfirmasi jumlah korban dan rincian yang sama.
 
Beberapa warga merekam proyektil yang diluncurkan dan mengunggahnya di media sosial.  Beberapa gambar yang beredar di Facebook menunjukkan mobil rusak dan menimbulkan lubang di sisi bangunan.
 
Pejuang Taliban, yang berperang melawan pemerintahan Kabul yang didukung asing, membantah terlibat dalam serangan itu dengan mengatakan mereka "tidak menembak secara membabi buta ke tempat-tempat umum".

Baca Juga: Video Lama Viral Lagi Saat Polemik TNI dan FPI, Cak Nun: Merasa Malaikat dan Tuduh yang Lain Setan 

"Serangan roket di kota Kabul tidak ada hubungannya dengan mujahidin Imarah Islam," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, menggunakan nama pemberontak untuk Afghanistan.
 
Serangan itu telah membunyikan sirine peringatan yang menggelegar dari kompleks kedutaan dan terjadi dua hari sebelum konferensi donor utama untuk Afghanistan di Jenewa, Swiss.
 
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan juga mengatakan dua ledakan bom kecil telah dilaporkan Sabtu pagi, termasuk satu ledakan yang menghantam sebuah mobil polisi, menewaskan satu polisi dan melukai tiga lainnya.
 
Sejak pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban terhenti, serangan olehnya dan kelompok bersenjata lainnya telah meningkat, terutama di ibu kota yang menampung lebih dari lima juta warga Afghanistan.

Baca Juga: Dari Piknik hingga Menggambar, Berikut 6 Ide Nikmati Akhir Pekan Bersama Anak

Para pejabat mengatakan pada Jumat, 20 November 2020 bahwa terobosan dalam negosiasi diharapkan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
 
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pada Jumat malam bahwa Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan bertemu dengan negosiator dari Taliban dan pemerintah Afghanistan di Qatar pada hari Sabtu.
 
Presiden AS Donald Trump telah berulang kali berjanji untuk mengakhiri "perang selamanya" termasuk di Afghanistan yang merupakan konflik terpanjang yang melibatkan Amerika Serikat yang dimulai dengan invasi untuk mengusir Taliban setelah serangan 11 September 2001.
 
Awal pekan ini, Pentagon mengatakan akan segera menarik sekitar 2.000 tentara keluar dari Afghanistan, mempercepat jadwal yang ditetapkan dalam perjanjian Februari antara Washington dan Taliban yang merencanakan penarikan penuh pasukan AS pada pertengahan 2021.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x