PR BEKASI - Sebagian besar jemaah haji tahun ini telah meninggalkan Makkah pada Kamis tengah hari setelah melakukan tawaf wada di Masjidil Haram.
Pejabat keamanan haji dan kesehatan Arab Saudi telah mengkonfirmasi bahwa semua rencana mereka telah berhasil dilakukan, dan tidak ada masalah kesehatan serius yang tercatat.
Menteri Kesehatan Arab Saudi, Dr Tawfiq Al-Rabiah mengatakan bahwa rencana kesehatan untuk ibadah haji tahun ini berhasil, tanpa ada kasus infeksi Covid-19.
“Saya ingin mengumumkan bahwa haji ini berhasil, tanpa infeksi virus corona atau penyakit epidemi lainnya yang dilaporkan,” kata Dr Tawfiq Al-Rabiah, Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Arabiya pada Jumat, 23 Juli 2021.
Sebelum penutupan mengelilingi Ka'bah, para jemaah haji melakukan lempar jumrah dengan melemparkan kerikil ke tiga pilar di Mina.
Sepanjang lempar jumrah, para jemaah haji mematuhi langkah-langkah pencegahan Covid-19.
Baca Juga: Arab Saudi Buka Pameran untuk Jemaah Haji, Ungkap Sejarah di Balik Nama-nama Islam yang Terkenal
Selain itu, untuk memastikan keselamatan mereka, para jemaah haji melakukan ritual hari kedua mereka dalam kelompok yang terorganisir.
Jemaah haji biasanya menghabiskan tiga hari di Mina untuk hari tasyrik. Namun, tetap boleh tinggal selama dua hari dengan syarat jamaah haji berangkat sebelum terbenamnya matahari di hari kedua.
Ha itu disebut dengan "Ta'ajol" atau haji yang dipercepat, jika tidak, mereka harus tetap berada di Mina untuk hari ketiga, ketika mereka diharuskan mengulangi ritual rajam.
Baca Juga: Arab Saudi Izinkan Wanita Lakukan Ibadah Haji Tanpa Wali Laki-laki
Di luar upaya kesehatan dan keamanan Kerajaan Arab Saudi, beberapa jemaah haji kecewa dengan kualitas makanan yang disajikan oleh perusahaan swasta yang gagal memenuhi harapan pelanggan.
Kementerian Haji dan Umrah mengatakan di akun Twitter-nya bahwa tur inspeksi menemukan layanan makanan di bawah standar di beberapa kamp haji.
Kementerian juga meyakinkan bahwa mereka akan menjatuhkan hukuman berat pada perusahaan yang ditemukan menawarkan layanan kelas dua.
Setelah dilakukannya penyelidikan yang berkoordinasi dengan Otoritas Makanan dan Obat-obatan Arab Saudi dan Kota Makkah.
“Kami juga akan mempertimbangkan untuk mengevaluasi kembali perusahaan-perusahaan swasta tersebut. Layanan yang memberikan lisensi dari kontraktor ini juga dapat ditarik,” kata kementerian haji dan umrah.
Dia juga menambahkan bahwa layanan yang diberikan oleh perusahaan swasta harus sesuai dengan kualitas otoritas pemerintah dalam penawaran mereka kepada jemaah haji.***