Takut Rumahnya Didatangi Taliban, Keluarga Afghanistan Rela Berdesakan Sembunyi di Kamar Mandi Sempit

21 Agustus 2021, 10:57 WIB
Sebuah keluarga yang terdiri dari 16 orang anggota di Kabul, Afghanistan bersembunyi di kamar mandi sempit apartemen milik mereka di Kabul saat Taliban mendatangi rumah mereka. /REUTERS

 

PR BEKASI – Warga Afghanistan dilaporkan saat ini sedang ketakutan Taliban mendatangi rumah mereka sejak berhasil kembali berkuasa pekan lalu.

Mayoritas warga Afghanistan yang masih trauma dengan era pertama kepemimpinan Taliban pada era 1990-an tersebut mencoba bersembunyi bila anggota Taliban mengetuk pintu rumah mereka.

Bahkan, mereka rela saling berdesakan di sebuah kamar mandi kecil demi bisa bersembunyi dari Taliban.

Kejadian tersebut dialami oleh sebuah keluarga yang terdiri dari 16 orang anggota di Kabul, Afghanistan.

Baca Juga: Taliban Dilaporkan Eksekusi Mati Perempuan Afghanistan yang Tidak Bisa Masak

keluarga yang identitasnya dirahasiakan tersebut bersembunyi di kamar mandi kecil saat Taliban mendatangi apartemen mereka.

Kejadian tersebut diceritakan oleh salah satu anggota keluarga tersebut yang saat ini tinggal di luar negeri.

Dirinya diketahui merahasiakan identitasnya demi keselamatan keluarganya di Afghanistan.

“Keluarga saya yang berjumlah 16 orang bersembunyi di kamar mandi sempit apartemen mereka saat Taliban datang, mereka tidak ingin mengambil risko apapun,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, Malala Yousafzai Desak Pemimpin Dunia Lindungi Hak Perempuan Afghanistan

“Mereka rela berdesakan di kamar mandi, mematikan lampu dan telepon genggam, serta menutupi mulut anak-anak mereka agar tetap diam hingga para Taliban pergi,” tambahnya.

Orang tersebut mengatakan bahwa setelah Taliban berhasil menguasai Kabul, keluarganya yang tinggal di Afghanistan menjadi lebih sigap untuk bersembunyi.

"Keluarga saya ketakutan. Setiap detik mereka melihat sebuah mobil lewat di jalan, mereka lari ke kamar kecil. Makanan terbatas dan harga naik. Situasi untuk keluarga saya sangat buruk," katanya.

Diketahui, orang tersebut saat ini tengah meminta pada berbagai negara untuk menerbitkan visa bagi keluarganya di Kabul agar bisa segera meninggalkan Afghanistan ke tempat yang lebih aman.

Diketahui, sebelumnya Taliban telah bernjanji untuk menjamin keamanan dan keselamatan seluruh rakyat Afghanistan baik Muslim maupun non-muslim, pria atau Wanita, maupun warga negara asing.

Baca Juga: Jurnalis Perempuan AS Ditodong Senapan AK-47 oleh Taliban saat Liputan di Afghanistan

Namun, mayoritas masyarakat dari berbagai golongan mengaku tidak percaya dengan pernyataan Taliban tersebut dan malah lebih mengkhawatirkan keselamatan mereka saat kelompok tersebut berkuasa.

Penegakan brutal Taliban terhadap hukum Islam versi mereka terakhir kali mereka berkuasa adalah salah satu alasannya.

Kasus terbaru yang paling segar dalam ingatan adalah kematian sejumlah orang yang bekerja untuk mempertahankan versi Islam liberal di Afghanistan selama setahun terakhir.

Sejumlah video yang memperlihatkan anggota Taliban sedang menggeledah rumah dan memukuli orang mulai bertebaran di berbagai media sosial.

Baca Juga: Daftar Harga Outfit Anggota Taliban Diduga Hampir Rp1 M Viral di Medsos, Begini Respons Warganet

Sampai artikel ini dibuat, masih belum diketahui apakah informasi tersebut benar adanya atau tidak.

Namun, video yang bertebaran di media sosial tersebut telah membuat warga Afghanistan semakin ketakutan dan ingin meninggalkan negaranya.

Seorang juru bicara Taliban tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang penggeledahan dari pintu ke pintu minggu ini dan taktik intimidasi.

Pada konferensi pers pertama mereka sejak mengambil alih kekuasaan, Taliban mengatakan perempuan akan diizinkan untuk bekerja sesuai dengan hukum Islam.

Mereka juga meminta berbagai LSM yang bekerja di Afghanistan harus terus beroperasi dan bahwa gerakan itu tidak keluar untuk menyelesaikan masalah.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler