PR BEKASI - ARMY atau fans group kpop BTS di Afghanistan mengatakan bahwa mereka harus menyembunyikan atau bahkan membakar album BTS miliknya.
Siaran berita Korea Selatan, JTBC News melaporkan sejumlah kisah gadis remaja di Afghanistan yang khawatir dengan keberadaan mereka disana karena Taliban.
Salah seorang gadis remaja berumur 18 tahun yang diwawancarai mengatakan bahwa ia terpaksa harus membakar atau menyembunyikan album dan foto BTS.
"Situasi kami memaksa kami untuk membakar atau menyembunyikan foto dan album BTS kami," ujarnya dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Koreaboo 23 Agustus 2021.
Baca Juga: ARMY Afghanistan Harus Sembunyikan dan Bakar Album BTS: Saya Sangat Takut Taliban Datang
Sebelumnya, Taliban mengeluarkan peraturan untuk tidak mengizinkan masyarakat mendengarkan lagu-lagu mainstream.
Warga Afghanistan lain yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa ia takut akan datang dan menculiknya.
"Saya sangat takut dan terkejut bahwa Taliban datang. Saya takut mendengar bahwa Taliban menculik gadis-gadis. Sejak Taliban mengambil alih, saya tinggal di rumah," tuturnya.
Baca Juga: Taliban Berkuasa, ARMY Afghanistan Terpaksa Sembunyikan hingga Bakar Album BTS
Gadis itu juga mengatakan bahwa ia tidak bisa mendengar lagu kesukaannya, semenjak Taliban melarang warga Afghanistan mendengar musik mainstream.
"Saya tidak bisa lagi mendengar musik yang saya dengar di jalanan sebelum Taliban mengambil alih. Saya hanya mendengar musik aneh Taliban sepanjang hari," ujarnya menambahkan.
Keadaan di ibu kota Afghanistan Kabul semenjak Taliban masuk menjadi berubah. Sejumlah warga Afghanistan pun berusaha untuk keluar dari negaranya, dan memadati bandara.
Baca Juga: BTS 'Diserang' Netizen Twitter, ARMY Mengaku Kesal dengan Sikap Mereka Akhir-akhir Ini
Sejumlah ketakutan terus dirasa oleh masyarakat Afghanistan. Salah satunya ketakutan gadis remaja akan foto dan album BTS, sehingga mereka menyembunyikannya.
Sedangkan Taliban sudah menyatakan berakhirnya perang dengan Amerika Serikat, Taliban juga menyatakan akan melakukan dialog damai dengan sejumlah tokoh di Afghanistan dan internasional.***