Taliban Akui China Sebagai Sahabat Dekat, Muslim Uighur di Afghanistan Ketakutan

24 Agustus 2021, 15:53 WIB
Kembali berkuasanya Taliban di Afghanistan dan meningkatnya persahabatan mereka dengan China membuat Muslim Uighur di Afghanistan ketakutan dikembalikan ke China. /CGTN

 

PR BEKASI – Kembali berkuasanya Taliban di Afghanistan bukan saja ditakuti oleh warga Afghanistan baik itu perempuan ataupun kelompok minoritas, akan tetapi Muslim Uighur juga.

Para Muslim Uighur takut mereka dikembalikan ke China bila Taliban mendatangi rumah mereka.

Hal tersebut dikatakan oleh seorang wanita Muslim Uighur yang tinggal di Afghanistan yang berbicara kepada proyek Hak Asasi Manusia Uighur.

“Jika ada yang mengetuk pintu, saya berteriak bahwa Pemerintah China datang untuk membawa kami kembali ke China,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Byline Times, Selasa, 24 Agustus 2021.

Baca Juga: Arab Saudi dan UEA Gelisah Taliban Ambil Alih Afghanistan, Usahakan Kembali Pendekatan Pragmatis

Ketakutan ini diperkuat ketika Taliban mengumumkan bahwa mereka menganggap China sebagai sahabat dekat Afghanistan.

Tak hanya itu, Taliban juga bersedia membantu China untuk menangkap mereka yang dicurigai memiliki hubungan dengan Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM).

Gerakan tersebut merupakan kelompok separatis Muslim Uighur yang diduga bersekutu dengannya. Al Qaeda.

“China adalah negara yang bersahabat, dan kami menyambutnya untuk rekonstruksi dan mengembangkan Afghanistan,” kata juru bicara Taliban, Suhail Shaheen kepada media pemerintah China bulan lalu.

Baca Juga: Amerika Serikat Ingin Tunda Penarikan Pasukan Militer dari Afghanistan, Taliban Murka

Awal tahun ini, Pemerintah Afghanistan yang digulingkan menangkap sepuluh mata-mata China yang menciptakan sel ETIM palsu di Afghanistan untuk menjebak Muslim Uighur Afghanistan.

Hal tersebut menunjukkan tingkat atau paranoia yang dipegang China terhadap kelompok separatis Islam yang diperkirakan hanya terdiri dari beberapa ratus militan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber, saat ini diperkirakan ada sebanyak kurang lebih 2.000 orang Muslim Uighur yang tinggal di Afghanistan.

Akan tetapi, meskipun sebagian besar telah tinggal di negara itu selama bertahun-tahun dan banyak yang memiliki kewarganegaraan Afghanistan, formulir identifikasi resmi mereka masih menyatakan bahwa mereka adalah imigran China.

Baca Juga: Taliban Kuasai Kota Kabul, Bintang Pop Terkenal Afghanistan Melarikan Diri karena Pernah Langgar 3 Pantangan

Hal tersebut memicu kekhawatiran bahwa mereka akan digunakan sebagai bahan tawar-menawar atau isyarat diplomatik oleh Taliban untuk menjilat China.

Menariknya, Taliban mengadopsi pembicaraan ganda diplomatik Pemerintah Pakistan dalam menyerukan penindasan terhadap Muslim di seluruh dunia.

Akan tetapi, Taliban tetap diam pada penganiayaan Muslim Uighur di China dan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri China.

“Kami peduli dengan penindasan Muslim dan non-Muslim di seluruh dunia, tetapi apa yang tidak akan kami lakukan adalah mencampuri urusan dalam negeri China,” kata juru bicara Taliban kepada wartawan bulan lalu.

Sebaliknya, China akan menggunakan hubungannya yang berkembang dengan Taliban sebagai kesempatan untuk memperluas kampanyenya melawan Muslim di Afghanistan.

Tak hanya itu, mereka juga diprediksi akan memberantas apa pun yang dianggap China sebagai militansi Muslim Uighur di kawasan itu.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Byline Times

Tags

Terkini

Terpopuler