PR BEKASI - Kondisi Afghanistan semakin memanas usai ledakan bom terjadi di bandara Kabul.
Hal tersebut memicu protes dari sejumlah negara lantaran dinilai sangat membahayakan banyak jiwa.
Sejumlah negara mengecam aksi teroris yang melakukan ledakan bom tersebut, salah satunya yakni Indonesia.
Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan mengecam keras terhadap serangan teroris di dekat Bandara Kabul, Afghanistan.
Dilaporkan bahwa dari ledakan tersebut telah melukai banyak orang dan menewaskan puluhan korban jiwa.
Pernyataan itu diunggah melalui akun Twitter resmi Kementerian @Kemlu_RI pada Kamis malam, 26 Agustus 2021. "Indonesia mengutuk keras serangan teroris di dekat Bandara Kabul (26 Agustus 2021) yang menewaskan puluhan orang dan melukai banyak orang."
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Jumat, 27 Agustus 2021, dua ledakan bom terjadi di sekitar Bandara Hamid Karzai pada Kamis sore, 26 Agustus 2021.
Serangan bom bunuh diri itu tak hanya melukai tetapi juga meewaskan puluhan warga sipil.
Atas peristiwa ledakan bom bunuh diri tersebut, 13 orang tentara Amerika Serikat juga dilaporkan tewas.
Kelompok teroris ISIS mengaku bertanggung jawab terhadap serangan bom di Bandara Hamid Karzai di Kabul yang terjadi Kamis malam, 26 Agustus 2021. Pernyataan itu dikutip Al Jazeera dari media propaganda ISIS, Amaq.
Sehari sebelum serangan bom bunuh diri terjadi di Bandara Kabul, Amerika Serikat, Inggris dan Australia sudah memperingatkan adanya ancaman dari kelompok teroris ISIS-K atau ISIS Khorasan.
Selanjutnya, ketiga negara tersebut meminta warganya untuk menjauhi Bandara Kabul.
"Segera menjauh ke tempat yang aman. Ada ancaman serangan teroris," ujar Kementerian Luar Negeri Inggris dalam peringatannya, Rabu, 25 Agustus 2021.
David Desroches, profesor di Universitas Pertahanan Nasional Qatar, menggambarkan serangan di bandara Kabul, Afghanistan adalah tindakan yang sangat tidak bermoral dan membunuh.
"Tingkat kekejamannya hampir sulit dipahami," kata Desroches kepada Al Jazeera.***