Percakapan Ashraf Ghani dan Joe Biden Bocor, Strategi Militer Tak Terwujud hingga Taliban Kuasai Afghanistan

1 September 2021, 13:08 WIB
Kolase foto Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Percakapan Ashraf Ghani dan Joe Biden bocor, strategi militer yang tak terwujud hingga Taliban kuasai Afghanistan jadi sorotan. /instagram/@joebiden/@ashraf.ghani

 

PR BEKASI - Hubungan antara Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani dan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden semakin disoroti.

Baru-baru ini kabar mengenai komunikasi Ashraf Ghani dan Joe Biden mencuat ke publik.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Presiden AS Joe Biden sempat melakukan pembicaraan di saat-saat terakhir sebelum Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan.

Selanjutnya, Dikabarkan bahwa percakapan antara dua kepala negara tersebut bocor ke media.

Baca Juga: Joe Biden Tidur Saat Diajak Ngobrol Soal Kesepakatan Nuklir Iran oleh PM Israel

Dalam percapakan yang bocor ke media itu, kedua sempat mendiskusikan bantuan militer, strategi politik, dan diplomasi tanpa menyadari bahwa Taliban sudah sangat dekat untuk mengambil alih pemerintahan.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Rabu, 1 September 2021, percakapan Ashraf Ghani dan Joe Biden berlangsung pada 23 Juli 2021 lalu.

Yakni tepat tiga pekan sebelum kelompok Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan.

Percakapan itu pun berlangsung selama kurang lebih 14 menit, di mana Joe Biden berkata akan memberikan bantuan kepada Ashraf Ghani apabila dia benar-benar memiliki rencana untuk memukul mundur kelompok Taliban dari Afghanistan.

Baca Juga: Dianggap Tak Sanggup Tangani Taliban, Kritikus Sebut Joe Biden Presiden Tuli, Bisu, dan Buta

"Kami akan terus memberikan bantuan serangan udara, namun jika kami tahu apa plan anda," ujar Joe Biden saat itu.

Beberapa hari sebelum telepon tersebut, AS meluncurkan serangan udara ke Taliban yang kemudian dianggap sebagai pelanggaran kesepakatan damai di Doha.

Joe Biden melanjutkan dengan memberikan saran pada Ashraf Ghani untuk mencari penyokong bagi militernya.

Selain itu, untuk militer itu sendiri, Joe Biden menyarankan Ashraf Ghani untuk menempatkan seorang "kesatria" sebagai pemimpin pertempuran dengan Taliban.

Kata "Kesatria" di situ merujuk ke Menteri Pertahanan, Jenderal Bismillah Khan Mohammadi.

Baca Juga: Kekeh Tarik Pasukan AS dari Afghanistan, Joe Biden Disebut Beri Sinyal Fatal soal Kebangkitan China

Laporan Reuters mengatakan, Joe Biden dalam percakapan dengan Ashraf Ghani pada Militer Afghanistan akan mampu menangkal serbuan Taliban.

Menurutnya, Militer Afghanistan sudah dilatih AS selama bertahun-tahun, tak ada alasan untuk kalah.

"Kalian jelas-jelas memiliki pasukan militer terbaik. Kalian memiliki 300 ribu pasukan bersenjata, melawan 80 ribu orang. Mereka (militer Afghanistan) juga mampu bertempur dengan baik," ujar Joe Biden.

Namun, pada kenyataannya dinilai berbeda, lantaran dalam hitungan beberapa hari, Taliban menggulingkan Militer Afghanistan di berbagai provinsi.

Dalam waktu singkat, wilayah perbatasan berhasil mereka kendalikan yang kemudian mendukung rencana Taliban untuk melakukan serangan penetrasi ke Kabul.

Baca Juga: China Dituduh Halangi AS Selidiki Asal-usul Covid-19, Joe Biden Murka: Dunia Layak Mendapatkan Jawaban

Joe Biden menutup percakapannya dengan Ashraf Ghani dengan mengatakan bahwa Pemerintah Afghanistan harus bisa memainkan persepsi publik soal situasi yang ada. Menurutnya, saat itu, persepsi publik terhadap situasi di Afghanistan kurang baik.

"Ada kebutuhan untuk memberikan gambaran yang berbeda terlepas itu benar atau tidak. Jika seluruh figur politik Afghanistan bersatu, menggelar jumpa pers, dan mendukung strategi militer yang baru, itu akan mengubah persepsi publik," ujar Joe Biden.

Sementara itu, strategi militer itu tak pernah terwujud, pada tanggal 14 Agustus 2021, Taliban menginvasi Kabul dan mengambil alih pemerintahan.

Selanjutnya pada tanggal 15 Agustus 2021, Taliban secara resmi mendeklarasikan bahwa pertempuran telah berakhir dan era baru akan dimulai.

Presiden Ashraf Ghani kabur ke Uni Emirat Arab (UEA) sementara Joe Biden mati-matian dalam tekanan karena dianggap gagal menanganai situasi Afghanistan.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler