China Tolak WHO Jelajahi Gua Kelelawar dan Peternakan Untuk Cari Asal Covid-19

12 Oktober 2021, 10:23 WIB
China tak izinkan WHO untuk mecari asal Covid-19 di gua kelelawar dan peternakan di negara itu. /Reuters

 

PR BEKASI – Pemerintah China dilaporkan tak izinkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyelidiki gua kelelawar dan peternakan penangkaran.

Sebelumnya, WHO telah meminta China untuk memberikan akses ke ratusan gua kelelawar dan peternakan penangkaran satwa liar di provinsi Hubei di negara itu.

Menurut Washington Post, WHO berharap untuk menjelajah ke Kota Enshi, yang berjarak enam jam berkendara ke barat Wuhan, untuk mencari asal-usul Covid-19.

Diketahui, penyebab pandemi Covid-19 telah mendapat sorotan lebih lanjut setelah rilis 'What Really Happened in Wuhan' karya Sharri Markson.

Baca Juga: AS Terima Pengunjung Internasional yang Sudah Divaksinasi, Vaksin yang Disetujui WHO Jadi Syaratnya

Badan-badan intelijen AS memberitahu Presiden Joe Biden pada bulan Agustus bahwa Covid-19 bukanlah senjata biologis dan kemungkinan besar disebabkan oleh transmisi alami atau kebocoran laboratorium.

Tetapi China sebelumnya telah membantah anggapan bahwa virus Covid-19 muncul di pasar basah China atau sebagai akibat dari kebocoran laboratorium Wuhan.

Profesor Michael Worobey dari Universitas Arizona mengatakan mereka benar-benar perlu mencari tahu lebih banyak tentang virus apa yang beredar di kelelawar itu.

"Kedekatan hewan ternak dan kelelawar seperti itu yang bisa membawa virus Covid-19 adalah hal yang kami khawatirkan," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Selasa, 12 Oktober 2021.

Baca Juga: WHO Soroti Kebutuhan Vaksin Covid-19, Kembali Minta Negara-negara Kaya Tahan Booster Shot hingga 2022

Wartawan di China mengklaim enam pasar basah di Enshi telah ditutup pada Maret 2020, tepat sebelum Covid-19 melanda seluruh dunia.

Pasar mulai ditutup di kota itu pada 23 Desember 2019, hanya delapan hari sebelum China pertama kali mencatat kasu penularan virus tersebut.

Seorang penjual ayam yang bekerja di sebuah pasar di kota Enshi berkata bahwa aturan di pasar tersebut saat ini sangat ketat.

"Aturannya sangat ketat sekarang, jadi Anda tidak akan melihat hewan liar lagi. Ada beberapa di sekitar sini sebelumnya, tidak banyak, tetapi Anda bisa menemukannya," katanya.

Baca Juga: China Terdesak, WHO Minta Para Ahli Bergabung Bantu Penyelidikan Asal-usul Covid-19

Dikatakan juga 290 peternakan di Enshi telah ditutup selama pandemi Covid-19 berlangsung.

The Washington Post melaporkan bahwa peternakan tertutup itu menampung antara 450.000 dan 780.000 hewan.

Namun, surat kabar AS diberitahu bahwa produk hewan liar yang dijual di Wuhan bersumber dari provinsi Hubei, termasuk Enshi.

Menurut Kebun Raya Tropis Xishuangbanna, bagian barat Hubei adalah rumah bagi setidaknya tujuh jenis kelelawar tapal kuda.

Ras Rhinolophus affinis, yang ditemukan di China selatan, diyakini membawa virus dengan kemiripan 96 persen dengan SARS-CoV-2.

Terlepas dari kekhawatiran, Kedutaan Besar China di AS mengatakan kepada Washington Post bahwa mereka tidak dapat memverifikasi apakah kelelawar, hewan ternak, atau penduduk setempat telah diuji untuk virus Covid-19.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler