China Gelar Latihan Militer di Dekat Taiwan, Beijing Akui Peringatkan Pihak Asing yang Coba Campur Tangan

14 Oktober 2021, 07:09 WIB
Ilustrasi bendera China. China menggelar latihan militer di dekat Taiwan dan Beijing akui langkah tersebut untuk peringatkan pihak asing yang campur tangan. /Pixabay/Gaston Laborde

 

PR BEKASI - Ketegangan antara China dan Taiwan masih menjadi sorotan.

Tak hanya itu, China juga kerap terlihat tak bershabat dengan Amerika Serikat (AS).

Baru-baru ini China menggelar latihan militer di dekat Taiwan dan diakui oleh Beijing sebagai tindakan untuk memperingatkan seterunya itu dan pihak asing yang mencoba campur tangan.

"Itu benar-benar hanya tindakan," kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, Ma Xiaoguang, pada konferensi pers reguler di Beijing, Rabu, 13 Oktober 2021.

Baca Juga: Permalukan Joe Biden, Mantan Pejabat Pentagon: AS Tidak Miliki Peluang Lawan China

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Kamis, 13 Oktober 2021, ia pun berbicara soal ketegangan militer dengan China.

Pihaknya mengklaim bahwa Taiwan sebagai wilayahnya, adalah yang terburuk dalam lebih dari 40 tahun.

Menteri Pertahanan Taiwan mengatakan pada pekan lalu bahwa China akan mampu melakukan invasi "skala penuh" pada tahun 2025 mendatang.

Hal itu dibahasnya setelah hCina menerbangkan ratusan pesawat angkatan udara ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan empat hari berturut-turut mulai 1 Oktober 2021 lalu.

Selanjutnya, hal ini dilihat Taipei sebagai peningkatan pelecehan militer oleh Beijing.

Baca Juga: Tentara China Siap Hancurkan Taiwan untuk Cegah Negara Itu Merdeka

Ma Xiaoguang mengatakan penyebab ketegangan saat ini adalah "kolusi" Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan dengan kekuatan asing dan "provokasi" untuk mencari kemerdekaan Taiwan.

Menurutnya, latihan China ditujukan untuk kolusi ini - referensi terselubung untuk dukungan AS pada Taiwan - dan kegiatan separatis, melindungi kedaulatan negara dan integritas teritorial serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

"Jika otoritas DPP dengan keras kepala terus melakukan hal-hal dengan cara yang salah, dan tidak tahu bagaimana mundur, itu hanya akan mendorong Taiwan ke dalam situasi yang lebih berbahaya," katanya.

Taiwan sendiri menganggap sebagai negara merdeka dengan nama resmi Republik China bertekad akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.

Baca Juga: Pangeran Charles Bergabung dengan China, Lancarkan Misi Selamatkan Planet Ini saat Diundang Xi Jinping

Terlepas dari komentar Ma Xiaoguang, baik Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat pidato yang relatif berdamai pada akhir pekan.

Bahkan ketika Xi Jinping berjanji untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya dan Tsai Ing-wen mengatakan mereka tidak bisa dipaksa untuk tunduk pada China.

Xi Jinping tidak menyebutkan menggunakan kekuatan atas Taiwan, sementara Tsai Ing-wen menegaskan kembali keinginan untuk perdamaian dan dialog dengan China.

Per berita ini ditulis belum ada konfirmasi lebih lanjut dari kedua pihak terkait hal tersebut.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler