Kritik Normalisasi Hubungan Negaranya dengan Israel, Partai Maroko: Ini Pengkhianatan terhadap Palestina

24 Oktober 2021, 14:20 WIB
Sebuah partai politik di Maroko mengkritik keras keputusan negaranya untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel yang dianggap sebuah pengkhianatan terhadap Palestina. /Anadolu Agency

 

PR BEKASI – Perjanjian normalisasi hubungan yang dicapai tahun lalu antara Maroko dan Israel mendapat kritik keras dari salah satu partai politik di Maroko.

Partai Keadilan dan Amal dengan tegas menekankan bahwa normalisasi hubungan antara Maroko dan Israel tidak akan pernah membawa stabilitas atau manfaat ekonomi.

Mereka juga menambahkan bahwa perjanjian tersebut juga telah mengkhianati perjuangan bangsa Palestina untuk mencapai kemerdekaannya dari pendudukan Israel.

Hal tersebut dikatakan oleh Juru Bicara Partai Keadilan dan Amal, Fathallah Arsalan pada Jumat, 22 Oktober 2021.

Baca Juga: AS: Kemungkinan Besar Arab Saudi Tandatangani Normalisasi Hubungan dengan Israel

"Normalisasi hubungan dengan Israel adalah sebuah tindakan kejahatan dan pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina dan pendudukan yang tak berdaya,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Minggu, 24 Oktober 2021.

“Banyak dari bangsa Palestina yang terbunuh, dipaksa keluar dari rumah mereka, serta rumah dan tempat suci mereka dihancurkan," tambahnya.

Fathallah Arsalan juga menambahkan partai politiknya menolak normalisasi hubungan dengan Israel karena hal tersebut dapat menutupi kejahatan perang dan pelanggaran HAM yang dilakukan Israel di palestina.

"Upaya untuk menutupi entitas Zionis, yang melakukan kejahatan terhadap agama, kemanusiaan, dan hukum kita melalui kesepakatan di sini atau di sana, akan gagal. Hak itu asli, tidak akan mati dan tidak berada di bawah status pembatasan," katanya.

Baca Juga: Mike Pompeo: Arab Saudi Minta Bantuan AS untuk Segera Lakukan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Tak sampai di situ, dirinya juga bersikeras dengan normalisasi hubungan dengan Israel, maka penguasa Maroko dengan otomatis mengizinkan budaya Israel masuk ke negaranya.

"Normalisasi hubungan adalah kejahatan terhadap Maroko karena para penguasa negara itu membuka pintu lebar-lebar untuk penetrasi budaya, politik, pendidikan dan keamanan," katanya.

Kejahatan berlipat ganda ketika melampaui hubungan komersial dan ekonomi dengan identitas dan nilai-nilai.

Kebijakan tersebut telah menargetkan mahasiswa muda, mengintensifkan kesepakatan antar universitas, pertukaran kunjungan mahasiswa yang menyamar sebagai sinagoga, dan pusat budaya.

Baca Juga: Israel Klaim Oman Sebagai Negara Arab Selanjutnya yang Akan Normalisasi Hubungan

Arsalan menyatakan bahwa bahaya dari normalisasi hubungan antara Maroko dengan Israel melebihi kata-kata dengan fakta nyata di lapangan.

Dirinya mengutip krisis dengan Aljazair dan kejenuhan pasar Maroko dengan kurma setelah normalisasi hubungan dengan Israel ditandatangani.

Seperti diketahui, Maroko mengumumkan normalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu sambil mendapatkan pengakuan AS atas kedaulatannya atas Sahara Barat.

Dalam perjanjian yang dikenal dengan sebutan “Kesepakatan Abraham” tersebut, Maroko mengikuti jejak empat negara Arab lainnya seperti Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan yang telah lebih dulu terlibat.

Selain itu, Maroko juga menjadi negara Arab ketujuh yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel dengan dua negara lainnya yaitu Mesir dan Yordania.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler