Hasilkan Emisi Sulfur Dioksida Tertinggi, China dan India Dianggap Tanggung Jawab Atas Jutaan Kematian Global

3 November 2021, 22:15 WIB
China dan India dinilai bertanggung jawab atas jutaan kematian global setelah NASA melaporkan tingkat emisi sulfur dioksida (SO2) yang tinggi dihasilkan dua negara itu. /NASA

PR BEKASI – China dan India dinilai telah bertanggung jawab terhadap jutaan kematian global akibat polusi gas beracun di masa pemanasan global ini.

Hal tersebut dikarenakan sebuah laporan terbaru dari satelit NASA telah mencatat tingkat emisi sulfur dioksida (SO2) tinggi yang dipompa ke atmosfer oleh dua negara itu.

Para ilmuwan telah memantau kedua negara setidaknya sejak 2005, mencatat peningkatan signifikan dalam emisi SO2 India selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Filipina Berjalan Lambat, Rodrigo Duterte Ancam Hukum Pejabat Lokal

Meskipun sulfur dioksida tidak secara langsung dianggap sebagai gas rumah kaca yang menyebabkan suhu Bumi naik, namun dapat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Ketika SO2 bercampur dengan uap air, itu menciptakan hujan asam, dan juga dapat bercampur dengan karbon di atmosfer untuk membentuk aerosol yang berkontribusi pada pemanasan global.

Sebuah laporan mengidentifikasi India sebagai penghasil emisi SO2 terkemuka di dunia, bahkan ketika Perdana Menteri India, Narendra Modi telah berjanji untuk membersihkan ekonomi India.

Baca Juga: Gasperini Beri Pujian pada Cristiano Ronaldo: Pergilah ke Neraka

Tampil di KTT iklim COP26 di Glasgow, Narendra Modi berjanji untuk mengekang emisi rumah kaca India pada tahun 2070 dan berinvestasi dalam energi hijau dengan memotong penggunaan bahan bakar fosil hingga 50 persen.

Menurut laporan Sky News India, ini adalah pertama kalinya India berkomitmen untuk bertarung dengan pemanasan global.

“Ini akan menjadi tugas yang sangat sulit, batubara adalah perekonomian utama mereka. Mereka adalah konsumen batubara terbesar kedua,” kata Sky News, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Rabu, 3 November 2021.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Alami Kejadian Horor Saat Syuting di Rumah Wendi Cagur: Gue Langsung Kabur, Pulang

"70 persen jaringan listrik ditenagai oleh batubara, jadi menghapusnya secara bertahap akan menjadi tugas yang sulit," tambahnya.

Sementara itu, temuan satelit NASA menunjukan bahwa sulfur dioksida telah dikaitkan dengan jutaan kematian.

"Grafik dari NASA ini menunjukkan bahwa sementara tingkat sulfur dioksida China telah turun, India telah meningkat tajam," kata Sky News.

Baca Juga: Spoiler Jujutsu Kaisen 164, Itadori Yuji Kehilangan Energi Kutukannya Akibat Domain Expansion Higuruma Hiromi

Masalah tersebut bermula dari kurangnya tindakan dan regulasi yang konkret tentang teknologi penyaringan sulfur dioksida di pembangkit listrik.

"Masalahnya adalah kurangnya penegakan hukum. Sudah enam tahun sejak undang-undang itu, tetapi sebagian besar pembangkit listrik masih jauh dari memasang teknologi yang diperlukan,” tambahnya.

Data satelit yang diterbitkan oleh NASA dilaporkan menunjukkan peningkatan yang stabil dalam emisi SO2 India antara 2005 dan 2017, dibandingkan dengan pengurangan keseluruhan dalam data China.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kamis, 4 November 2021: Pisces dan Aquarius, Jangan Lampiaskan Kekesalan pada Pasangan

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) paparan jangka pendek terhadap SO2 dapat menyebabkan masalah pada sistem pernapasan.

Orang dengan asma dan anak-anak, khususnya, dikatakan sensitif terhadap gas beracun yang dapat menyebabkan kematian.

Emisi SO2 berkontribusi terhadap kualitas dan polusi udara yang buruk, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertanggung jawab atas 4.2 juta kematian secara global setiap tahun.

Baca Juga: Ibu Hanna Kirana Beberkan Firasat Sebelum sang Anak Meninggal: Itu Kata-Kata Terakhirnya

Sebuah laporan NASA sebelumnya yang diterbitkan pada tahun 2015 menemukan bahwa emisi India telah berlipat ganda antara tahun 2005 dan 2014.

sementara itu, udara di atas China timur melihat tingkat emisi SO2 mulai menurun pada tahun 2007.

NASA mengaitkan perbedaan tersebut dengan kebijakan internal yang mengatur polusi emisi.

Sebaliknya, India telah memperluas sektor listriknya tanpa mengambil langkah besar untuk meminimalkan emisi SO2.

Sumber sulfur dioksida terbesar di atmosfer adalah pembakaran bahan bakar fosil oleh pembangkit listrik dan fasilitas industri lainnya.***

Editor: Asytari Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler