Mata-mata China Dihukum 60 Tahun Penjara, Kedapatan Curi Rahasia Dagang Teknologi Penerbangan AS

6 November 2021, 13:40 WIB
Agen mata-mata China dihukum karena kedapatan mencoba curi rahasia dagang penerbangan AS dari GE Aviation. /Reuters

 

PR BEKASI - Seorang mata-mata Kementerian Keamanan Negara China dihukum setelah mencoba mencuri rahasia perdagangan penerbangan AS dari perusahaan GE Aviation.

Xu Yanjun merupakan seorang pejabat di kantor intelijen luar negeri provinsi Jiangsu dari Kementerian Keamanan Negara China.

Xu Yanjun juga agen mata-mata Cina pertama yang diekstradisi ke Amerika Serikat untuk diadili.

Dihukum karena dua tuduhan, yaitu berkonspirasi dan mencoba melakukan spionase ekonomi.

Baca Juga: Miliarder China Marah saat Diminta Pakai Masker di Bank, Tarik Simpanan Rp11 Miliar dan Minta Hitung Manual

Selain itu, satu tuduhan konspirasi untuk melakukan pencurian rahasia dagang dan dua tuduhan percobaan pencurian rahasia dagang.

" Xu Yanjun dihukum oleh juri federal karena merencanakan untuk mencuri rahasia dagang dari beberapa perusahaan penerbangan dan kedirgantaraan AS," kata Departemen Kehakiman, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Sabtu, 6 November 2021.

Departemen Kehakiman juga mengatakan bahwa Xu berusaha mencuri teknologi yang terkait dengan kipas mesin pesawat komposit eksklusif GE Aviation.

"Xu berusaha mencuri teknologi kipas mesin pesawat komposit yang tidak dapat diduplikasi oleh perusahaan lain di dunia, untuk menguntungkan negara China," tamannya.

Menurut siaran pers, putusan tersebut, yang berarti Xu bisa menghadapi total 60 tahun penjara untuk semua pelanggaran.

Baca Juga: Bintang Tenis China, Peng Shuai Mengaku Dipaksa Berhubungan Seks oleh Eks Wakil Perdana Menteri

Dengan total denda lebih dari 5 juta dolar AS atau sekira Rp71 miliar, dan akan dijatuhi hukuman oleh hakim pengadilan distrik federal.

Dalam sebuah pernyataan, Asisten Direktur FBI Alan Kohler Jr. mengatakan bahwa biro tersebut bekerja dengan lusinan agen AS.

Untuk berbagi informasi dan sumber daya, guna memerangi operasi yang dilakukan oleh Republik Rakyat Tiongkok.

"Bagi mereka yang meragukan tujuan sebenarnya dari RRT, ini harus menjadi peringatan," kata Alan Kohler Jr.

Baca Juga: Dorong Pasangan Memiliki Anak, Provinsi di China Beri Cuti Hamil Berbayar Hampir 1 Tahun

"Mereka mencuri teknologi Amerika untuk menguntungkan ekonomi dan militer mereka," katanya.

Kembali ke tahun 2013, sebelumnya Yanjun juga dituduh menggunakan beberapa alias untuk melakukan spionase ekonomi dan mencuri rahasia dagang atas nama China.

Sebuah rilis pers mengatakan bahwa beberapa perusahaan penerbangan dan kedirgantaraan AS, termasuk GE Aviation, sebuah unit dari General Electric Co, menjadi targetnya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler