PR BEKASI - Mesin Sarco Suicide Capsule yang diciptakan oleh Dr. Philip Nitschke kini telah lolos tinjauan hukum di negara Swiss.
Mesin berbentuk kapsul peti mati ini sengaja dirancang untuk seseorang yang ingin melakukan bunuh diri secara instan.
Bicara bunuh diri memang telah dilegalkan di negara Swiss sejak tahun 1942. Hal itu pun terbukti dari banyaknya kasus bunuh diri di negara tersebut.
Baca Juga: Ramalan Zodiak 8 Desember 2021: Libra Harus Ekstra Bersabar, Scorpio Dihantui Masa Lalu
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman Independent pada Rabu, 7 Desember 2021, sepanjang tahun 2020 tercatat sekitar 1.300 orang yang memutuskan untuk bunuh diri di Swiss.
Mesin ini bisa dioperasikan oleh pengguna yang ada di dalam. Selain dengan sentuhan jari, mesin ini juga bisa berjalan hanya dengan kedipan mata.
Mesin Sarco ini bekerja dengan cara mengurangi tingkat oksigen di dalam kapsul tersebut hingga di bawah titik kritis.
Baca Juga: Ahli Tarot Bongkar Sosok Asli Doddy Sudrajat, Hasil Terawangannya Bikin Syok
Proses kematiannya sendiri disebut akan terjadi dalam waktu kurang dari satu menit.
Seseorang yang ada di dalam mesin tersebut akan mengalami hipoksia dan hipokapnia.
Hal tersebutlah yang memungkinkan penggunanya alami kematian dengan relatif damai dan tanpa rasa sakit.
Baca Juga: Viral Tembok Rumah Rontok Gegara Suara Sound System, Warganet: Musik Gitu Tepatnya di Lapangan
Bentuk mesin Sarco ini sendiri dirancang secara fleksibel sehingga bisa digunakan di mana saja sesuai keinginan penggunanya.
Selain itu, mesin ini juga memiliki bentuk kapsul yang dapat terlepas dari pangkalannya lalu bisa berfungsi sebagai peti mati.
Mesin ini rencananya akan mulai beroperasi di negara Swiss pada tahun depan. Namun, tidak sembarang orang bisa memakai mesin kontroversial ini.
Seseorang yang akan menggunakan mesin ini harus lolos dari berbagai macam pertanyaan sebagai bukti bahwa mereka benar-benar ingin mengakhiri hidup karena keinginan sendiri.
Dibalik penawarannya yang menjanjikan proses bunuh diri secara instan, ternyata pembuatan mesin ini juga menuai banyak kritik.
Salah satunya yaitu dari lembaga keagamaan yang menganggap ide Dr. Philip ini tidak pantas untuk dilakukan.***