Great Barrier Reef dalam Bahaya Pemutihan Karang untuk Ketiga Kalinya

20 Februari 2020, 18:56 WIB
Great Barrier Reef /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Karang Penghalang Besar, atau yang lebih dikenal dengan nama Great Barrier Reef, Australia kini terancam kembali mengalami pemutihan karang akibat suhu air laut yang meninggi.

Pemutihan yang ketiga kalinya ini akan terjadi dalam jangka waktu lima tahun ke depan apabila suhu air laut di sekitar Great Barrier Reef tidak menurun dalam dua minggu ke depan.

Pihak konservator dan beberapa ahli telah melaporkan beberapa titik terumbu karang yang sudah memutih, meskipun kejadian itu belum terjadi secara massal.

Baca Juga: Terkendala Virus Corona, Unpad Berikan Kuliah Daring untuk Mahasiswa Asal Tiongkok

Pengelola Taman Laut Great Barrier Reef kini sedang memantau lekat kondisi terumbu karang terbesar di dunia itu.

Hingga saat ini, tekanan karang akibat panas terus melebar terutama di daerah tengah dan selatan yang merupakan titik favorit para turis.

Dikutip dari The Guardian oleh pikiranrakyat-bekasi.com, pemutihan karang adalah reaksi terumbu karang yang diakibatkan oleh stres karena karang berada di perairan dengan suhu air di atas rata-rata dalam jangka panjang.

Baca Juga: Green Peace: RUU Omnibus Law Abaikan Dampak Kerusakan Lingkungan Hidup

Akibatnya, alga yang menjadi makanan dan memberi warna terumbu karang akan melepaskan diri dari karang itu.

Pemutihan yang berlebihan dapat membunuh banyak terumbu karang dan melemahkan lainnya.

Selain akibat pemutihan, karang dapat mati dari stres akibat panas yang berlebih jika suhu air yang menjadi habitatnya terlalu panas.

Baca Juga: Pemkab Bekasi Berkomitmen untuk Terus Kembangkan 113 Inovasi Baru di Wilayahnya

Meningkatnya panas lautan disebabkan oleh akumulasi gas rumah kaca di dalam atmosfer.

Temperatur permukaan laut di atas Great Barrier Reef kini telah meningkat sebesar lebih dari 1,5 derajat Celcius.

Terlebih lagi, temperatur permukaan laut di arah selatan Port Douglas sudah meningkat dari 2 hingga 3 derajat Celcius.

Baca Juga: Viral Aksi Polisi Menyamar Jadi Ojek Online Hadang Pengendara Roda Dua Ugal-ugalan

Jika panas air laut dibiarkan terus naik, menurut Prof. Terry Hughes, ahli studi terumbu karang dari James Cook University, Great Barrier Reef akan mengalami pemutihan karang yang parah.

“Kami khawatir akan panas air laut saat ini, dan air laut masih bisa memanas lagi hingga empat minggu ke depan ketika puncak musim panas terjadi, biasanya puncak musim panas terjadi di pertengahan Maret," tutur Hughes.

"Dengan waktu sebulan lagi, kita melihat pola yang sama dengan tahun 2016-2017, dan kini air laut sudah lebih panas daripada tahun sebelumnya, kejadian pemutihan akan tergantung pada cuaca dua minggu ke depan,” ujarnya.

Baca Juga: Diguyur Hujan Sejak Kemarin Sore, Begini Status Sungai Cileungsi, Cikeas dan P2C

Menurut Biro Meteorologi Australia, Great Barrier Reef bagian utara akan mulai mendingin, namun tidak ada penurunan suhu yang akan terjadi untuk bagian tengah dan selatan terumbu karang itu.

Pada musim panas tahun 2016 dan 2017, pemutihan karang terjadi selama dua kali berturut-turut, membunuh hampir setengah dari terumbu karang Great Barrier Reef.

Jika pemutihan kembali terjadi, Great Barrier Reef akan semakin rusak, mengganggu biota-biota laut dan turisme Australia.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Bekasi Hari Ini, Kamis 20 Februari 2020

Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committee menjadwalkan pertemuan untuk mengulas mengenai status Great Barrier Reef pada bulan Juni di Tiongkok.

Kemungkinannya, Great Barrier Reef akan diubah statusnya menjadi “dalam bahaya”.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler