Bisa Menjadi Negara Primitif Bila Gunung Berapi Ini Meletus, AS dan Kanada Waspadai Supervolcano Yellowstone

13 Januari 2022, 12:16 WIB
AS dan Kanada dapat menjadi negara primitif bila gunung berapi raksasa Yellowstone meletus. //REUTERS/Jim Urquhart

PR BEKASI – Masyarakat Amerika Serikat (AS) dan Kanada saat ini sedang dibuat waswas oleh aktifitas gunung berapi raksasa (supervolcano) Yellowtone.

Pasalnya, Amerika Serikat dan Kanada terancam menjadi negara primitif bila gunung berapi raksasa tersebut meletus.

Bila gunung berapi itu meletus, wilayah sejauh 500 mil dari supervolcano Yellowstone yang mayoritas wilayah Amerika Serikat dan Kanada tidak dapat ditinggali lagi karena telah hancur dan menjadi wilayah berbahaya karena mengandung gas beracun.

Yellowstone diketahui merupakan salah satu dari 12 supervolcano di Bumi yang diduga dapat menghasilkan letusan yang lebih besar daripada Gunung Tambora di Indonesia.

Baca Juga: OTT di Penajam Paser Utara, KPK Amankan Bupati Abdul Gafur Mas'ud Terkait Dugaan Gratifikasi

Gunung berapi raksasa itu diketahui telah meletus sebanyak tiga kali dalam kurun waktu 2,1 juta tahun terakhir.

Letusan terakhir diperkirakan terjadi pada 640.000 tahun yang lalu dan kekutannya 1.000 kali lebih besar dari letusan Gunung St Helens pada 1980 lalu.

Berdasarkan perhitungan para ahli, Yellowstone dipastikan belum akan meletus hingga 10.000 tahun ke depan.

Namun, ini tidak menghentikan para ahli untuk meneliti gunung berapi raksasa yang mematikan tersebut.

Baca Juga: 10 Orang Turut Diamankan, OTT KPK Bupati Penajam Paser Utara Terkait Gratifikasi dan Suap

Lewat film dokumenter bejrudul Naked Science: Super, para peneliti mengungkapkan wilayah sejauh 500 mil dari Yellowstone tak dapat ditinggali lagi bila gunung berapi itu meletus.

Pada tahun 2004, para ilmuwan melihat efek dari letusan masa lalu Yellowstone dan menggunakannya untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi pada letusan modern.

“Bukti DNA menunjukkan bahwa letusan supervolcano terakhir menciptakan Zaman Es mini yang hampir menyebabkan kepunahan umat manusia,” kata narator film dokumenter, Eric Meyers.

Dirinya menambahkan bahwa letusan supervolcano Yellowstone akan menyebabkan kehancuran yang meluas di seluruh AS dan Kanada.

“Pada hari pertama, mereka yang selamat dari ledakan awal akan menghadapi aliran piroklastik yang akan menyapu dari Yellowstone, menghancurkan hampir semuanya dalam jarak 60 mil,” katanya.

Baca Juga: Menebak Akhir Cerita Layangan Putus, Siapa yang Akan Dipertahankan oleh Aris?

“Tiga hari setelah letusan, kehidupan normal dalam jarak 500 mil dari gunung berapi tidak mungkin. Dalam seminggu, AS dan Kanada akan terkubur abu tebal, membunuh ribuan orang dengan penyakit paru-paru yang menyakitkan,” katanya menambahkan.

Ahli geologi dari Universitas New York, Profesor Michael Rampino mengatakan hal paling mematikan dalam letusan supervolcano ini adalah gas beracun di udara.

“Gas beracun akan menyebar ke hampir seluruh wilayah AS dan Kanada yang dapat menyebabkan kematian,” katanya.

Tak hanya berdampak pada AS dan Kanada, letusan Yellowstone juga dampak berdampak pada menurunnya suhu global dan perubahan iklim yang semakin memburuk.

“Suhu global rata-rata akan turun mulai dari 0.4 celsius hingga 0.7 celsius dan hujan salju akan terjadi di negara tropis dan khatulistiwa,” katanya.

Tak hanya itu, dunia juga akan mengalami gagal panen dan kelaparan hebat karena berbagai tanaman dan hewan akan mati.

“Hilangnya musim tanam selama satu atau dua tahun dapat menyebabkan miliaran orang terbunuh,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Kamis, 13 Januari 2022.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler