Tak Kuat Dirundung, Pelajar Malaysia Bunuh Diri di Mal

6 Maret 2020, 21:00 WIB
KASUS perundungan atau bullying siswi SMP di Purworejo belum usai, pihak Disdikpora meminta seluruh pihak dievaluasi dan ditingkatkan pengawasan terhadap tindak kekerasan anak.* /pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Remaja laki-laki berusia 17 tahun melakukan tindakan bunuh diri setelah teman-teman sekelasnya menggertak remaja tersebut lantaran tidak mau bergabung dengan sebuah geng rahasia.

Pada 2 Maret lalu, seorang siswa sekolah menengah berusia 17 tahun di Malaysia melakukan aksi bunuh diri.

Dia melompat dari lantai 4 sebuah mal di Kulai, Johor, Malaysia hingga akhirnya tewas.

Hal tersebut dilakukan lantaran korban kerap kali menjadi sasaran tindak perundungan oleh dua teman sekelasnya.

Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-20, Pemkab Bekasi Penuhi Rekomendasi PSSI Tambah Fasilitas Stadion 

Setelah diidentifikasi, remaja tersebut dikenal dengan nama Jun dan telah dimakamkan di Johor, tempat keluarganya tinggal.

Kedua pelaku perundungan terhadap mendiang Jun juga datang menghadiri acara pemakaman. Ditemani kedua orang tua masing-masing, mereka membuat permohonan maaf dihadapan makam almarhum.

Orang tua Jun kemudian bertanya kepada kedua pelaku perundung Jun ketika mereka duduk dihadapan peti mati Jun.

"Jika putramu yang melompat, apa yang akan kamu lakukan? Anak saya tidak punya pilihan lain selain melompat turun," kata orang tua Jun sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari World of Buzz.

Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-20, Pemkab Bekasi Penuhi Rekomendasi PSSI Tambah Fasilitas Stadion 

Ayahanda Jun juga berbicara pada kedua pelaku perundung putranya. Dia mengaku akan memaafkan mereka selama berbicara jujur. Jujur tentang perlakuan mereka terhadap sang anak.

Walaupun ayah Jun harus menelan pil pahit bahkan hampir kehilangan kesabarannya ketika mereka berdua meceritakan perlakuannya pada Jun, para anggota keluarga lain menahannya dan mencoba menghibur ayah Jun sehingga dirinya dapat kembali tenang.

Selain ayahnya, kerabat Jun juga turut menginterogasi kedua pelaku perundungan. Bukan hanya itu, mereka juga menegur para orang tuanya karena tidak becus mendidik anak.

Pagi ini, anggota keluarga Jun mengadakan konferensi pers. Ibunda Jun kemudian mengatakan bahwa dirinya tidak menemukan tanda-tanda depresi dari Jun.

Baca Juga: Beredar Kabar Warga Bekasi Tewas Akibat Virus Corona, Kerabat Korban Sampaikan Faktanya 

Ibunda Jun juga mengaku dirinya tidak tahu bahwa sang anak telah dirundung oleh teman-temannya. Ia baru tahu kehidupan sang anak yang sebenarnya setelah insiden bunuh diri itu terjadi.

Dia mengatakan bahwa Jun sering mengeluh dalam obrolan kelompok dengan teman-teman sekelasnya, dia mengeluhkan bahwa kartu ATM kantinnya selalu dicuri.

Tas sekolah Jun seringkali kotor karena dituangkan saus oleh temannya. Dia juga akan dimarahi dengan kata-kata umpatan oleh para perundung itu.

Baru-baru ini, sebelum bunuh diri, Jun selalu meminta dibawakan bekal makanan ke sekolah.

Baca Juga: Tilang Elektronik Mulai Diberlakukan, Polres Bekasi Tambah Jenis Pelanggaran 

Pada awalnya sang bunda tidak mengerti mengapa anaknya melakukan itu, ia hanya menduga bahwa anaknya sedang diet dan tidak mau memakan makanan dari kantin. Tapi nyatanya tidak demikian.

Teman-teman sekelas Jun mengaku mereka kerap kali melihat Jun diganggu oleh teman sekelasnya yang lain karena Jun tidak mau diajak bergabung dengan geng mereka.

Teman sekelas Jun kemudian menambahkan bahwa sebelumnya dia sempat bermain basket dengan Jun sehari sebelum bunuh diri itu terjadi.***

 
Editor: M Bayu Pratama

Sumber: World of Buzz

Tags

Terkini

Terpopuler